Indonesia Sanggup Bangun Kapal Selam KSOT Hingga 30 Unit Kini Industri Pertahanan Indonesia Dianggap Mulai Terpandang di ASEAN


TIMEMOMENTS.COM - Indonesia menandai tonggal bersejarah dalam peluncuran kapal selam tak berawak yang dikenal dengan KSOT.

Menurut keterangan Vietnamplus, pada 1 November 2025, menyebut Indonesia pun juga kemungkinan akan memproduki kapal selam ini dalam jumlah besar.

Menurut keterangan Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin telah mengonfirmasi bahwa Indonesia akan segera memproduksi 30 kapal selam otonom, atau tak berawak, (KSOT) untuk menjaga choke point di seluruh perairan Indonesia.

Berbicara di Dermaga Komando Armada II TNI Angkatan Laut di Surabaya pada 30 Oktober 2025, Sjafrie mengatakan bahwa rencana tersebut dibuat setelah evaluasi teknis dengan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepala Staf Angkatan Laut, dan Direktur Utama PT PAL, perusahaan pembuat dan rekayasa kapal milik negara.

Kementerian Pertahanan melaporkan kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang mendesak proyek tersebut agar berhasil.

Menteri tersebut, bersama beberapa pejabat senior dari Kementerian Pertahanan dan TNI Indonesia.

Serta menyaksikan peluncuran uji coba torpedo latih dari slot peluncuran kapal selam otonom, yang dipajang di depan dermaga.

Kapal selam otonom ini berukuran kecil secara fisik dan tak berawak, ditenagai oleh motor listrik, dengan sistem navigasi yang saat ini mengandalkan sinyal internet.

Sjafrie menyatakan bahwa dengan mengoperasikan kapal selam otonom, banyak manfaat yang dapat diraih. Indonesia dapat mencapai efisiensi personel, material, dan waktu, ujarnya.

Beliau juga menekankan bahwa keberadaan armada kapal selam tanpa awak di TNI AL akan menciptakan keunggulan strategis baru bagi Indonesia dalam melindungi wilayah perairannya.

Saat ini, kapal selam otonom dengan nomor lambung KSOT-008 tersebut belum ditargetkan mampu meluncurkan torpedo mematikan, melainkan mampu meluncurkan torpedo bertenaga listrik. 

Namun, pejabat PT PAL menyatakan bahwa kemampuan tempur dan otonom akan terus ditingkatkan di setiap fase program pengembangan strategis ini.

Kemampuan industri pertahanan Indonesia diperhitungkan

Menurut Defence Security Asia, pada 1 November 2025, menyebut Pentingnya program KSOT jauh melampaui peluncuran torpedo tunggal.

Hal ini membentuk kembali postur strategis bawah laut Indonesia di saat kawasan Indo-Pasifik menjadi episentrum perlombaan senjata bawah laut yang diam-diam.

Negara-negara besar—Amerika Serikat, Tiongkok, Australia, dan Rusia—sedang berinvestasi besar-besaran dalam kendaraan bawah air tanpa awak (UUV) dan XLUUV.

Dengan masing-masing berupaya mendominasi medan perang tak kasat mata di bawah laut.

Geografis Indonesia yang mencakup 17.000 pulau sepanjang 5.000 kilometer memberinya keuntungan alami untuk memanfaatkan otonomi dan AI guna cakupan maritim berkelanjutan.

KSOT memungkinkan operasi pengawasan dan serangan berbiaya rendah di seluruh titik rawan ini, memastikan keamanan infrastruktur dasar laut yang penting, kabel bawah laut, dan jaringan pipa energi.

Dari sudut pandang teknis, modularitas KSOT memungkinkan kustomisasi muatan, dari ruang torpedo hingga amunisi yang berkeliaran.

Bisa menciptakan fleksibilitas operasional yang tidak terlihat di sebagian besar angkatan laut Asia Tenggara.

Lingkaran keputusan yang disempurnakan dengan AI mengurangi beban operator, memungkinkan keputusan keterlibatan otonom berdasarkan data lingkungan dan fusi sensor.

Secara operasional, KSOT memberi TNI AL instrumen strategis untuk mendeteksi, menghalangi, dan menolak serangan, terutama di perairan yang disengketakan atau perairan yang sensitif secara strategis.

Dibandingkan dengan kapal selam konvensional yang menghabiskan biaya ratusan juta per unit, rasio biaya-kemampuan KSOT menawarkan Indonesia armada yang dapat ditingkatkan skalanya dan mampu melakukan operasi saturasi wilayah dan kehadiran terus-menerus.

Keberhasilannya juga melambangkan momen kedewasaan bagi industri pertahanan Indonesia.

Pasalnya, Indonesia bukan lagi produsen lisensi, tetapi inovator dan eksportir dalam sistem maritim otonom.

Bagi kawasan ini, tonggak sejarah ini menetapkan tolok ukur baru bagi otonomi maritim, yang berpotensi menginspirasi kerja sama ASEAN dalam jaringan pertahanan maritim tak berawak untuk menjaga jalur laut bersama.

Seiring berkembangnya armada KSOT, strategi pertahanan maritim Indonesia kemungkinan akan beralih ke operasi terdistribusi, integrasi jaringan AI, dan fusi data laut waktu nyata, yang semuanya selaras dengan doktrin peperangan angkatan laut generasi berikutnya.

Baca Juga : 3 Drone Bawah Laut yang Lebih Canggih dari KSOT Buatan Indonesia

***
Afif Khoirul M
Afif Khoirul M Saya merupakan penulis di website sejak 2017, sempat menulis di berbagai media seperti Intisari Online dan National Geographic dengan mengikuti berbagai isu terkini.

Posting Komentar untuk " Indonesia Sanggup Bangun Kapal Selam KSOT Hingga 30 Unit Kini Industri Pertahanan Indonesia Dianggap Mulai Terpandang di ASEAN"