Optimum Essential Force, Wujud Postur Pertahanan Terkuat Militer Indonesia

Optimum Essential Force wujudkan postur pertahanan terkuat Indonesia (foto : Kostrad)


TIMEMOMENTS.COM - Sejak tahun 2007, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia mengeluarkan blueprint sebuah proposal pembangunan kekuatan angkatan bersenjata republik.

Blueprint ini dikenal sebagai Minimum Essential Force (MEF).

Meski diterbitkan pada 2007 pelaksanakan teknis dimulai tiga tahun setelahnya.

Program penguatan angkatan bersenjata Indonesia ini dititikberatkan pada tiga aspek yakni Esensial, Kredibel dan Modern.

Baca Juga : Prelimenary Defense Pact, Pakta Militer yang Permudah Indonesia Membeli Alutsista Buatan Prancis

Namun penggertian gampangnya ialah mengejar ketertinggalan modernisasi militer Indonesia dari negara-negara kawasan akibat embargo militer AS 1995-2005.

MEF dilaksanakan atau dibagi menjadi tiga tahap.

Tahap I tahun 2010-2014, Tahap II tahun 2015-2019 dan Tahap III tahun 2020-2024.

Namun yang terjadi dilapangan meleset dari target.

Tahap III cuma tercapai 60 persen dari target 100 persen.

Berbagai sebab menjadi faktor kenapa MEF tahap terakhir ini tak tercapai.

Selain itu dinamisnya perkembangan geopolitik membuat Indonesia berpikir tak bisa lagi menggunakan nomenklatur 'Minimum' harus diganti dengan 'Optimum'

Optimum Essential Force

MEF nampaknya segera diganti dengan Optimum Essential Force (OEF).

OEF tengah digodok seperti apa implementasinya, anggaran dan lain sebagainya.

Blueprint baru ini dibuat dengan mempertimbangkan berbagai ancaman di masa depan.

Ketegangan Indo Pasifik antara AS-China mempengaruhi keamanan nasional Indonesia.

Perang antara AS-China sama sekali tak menguntungkan negeri ini.

Selain ketegangan itu, ada tumpang tindih perbatasan Indonesia-Malaysia yang belum rampung.

Ambalat jadi hot spot kedua negara, pengiriman alutsista Indonesia ke sana sangat urgent.

Maka OEF memang harus dilaksanakan.

"Konsep OEF diharapkan mampu mewujudkan kekuatan ideal TNI yang mencakup kesiapan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam), pangkalan, serta personel yang harus disiapkan secara mutlak sebagai prasyarat utama pelaksanaan tugas pokok TNI," jelas Kemenko Polkam RI pada 30 Oktober 2025

Menurut Kemenko Polkam RI, OEF harus memastikan perencanaan ketiga matra angkatan bersenjata bisa terintegrasi, sehingga mampu mengantisipasi segala ancaman di masa depan.

Lantas kapan OEF dilaksanakan?

Tahun 2025-2029 menjadi waktunya, bisa dipastikan empat tahun kedepan militer Indonesia dibanjiri beragam alutsista baru baik darat, laut dan udara.

Postur Pertahanan Terkuat

Perlu digarisbawahi bahwa OEF menghasilkan postur pertahanan terkuat militer Indonesia.

Postur pertahanan seperti ini hanya bisa diwujudkan dengan profesionalisme angkatan bersenjata dan tentunya modernisasi alutsista.

Alutsista yang hendak dibeli kualitasnya wajib di atas, lebih canggih dari yang sudah dipunyai.

Kapal induk LHD jadi salah satu yang masuk OEF

Jika membeli alutsista yang berkualitas sama atau lebih rendah dari yang sudah dipunyai, itu bukan modernisasi.

Pembelian Rafale menjadi contoh bagaimana modernisasi itu dilakukan.

Angkatan Udara Indonesia sebelumnya tak punya Heavy Fighter secanggih Rafale sehingga kedatangannya pada awal tahun 2026 meningkatkan pertahanan nasional secara komprehensif.

Jika yang datang J-10C, Type 053H3 dan YJ-83 itu bukan modernisasi.

Alutsista Indonesia modern Indonesia harus diperbanyak dulu, baru nantinya membentuk pangkalan atau skadron baru untuk memastikan daya pukul mematikan angkatan bersenjata.*

Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Optimum Essential Force, Wujud Postur Pertahanan Terkuat Militer Indonesia "