AS Ingin Beri Lebih Banyak F-16 dan AH-64 Apache ke Indonesia Guna Tangkal Agresi Maritim China

F-16 Indonesia

TIMEMOMENTS.COM - Indonesia saat ini masih mengandalkan F-16 sebagai tulang punggung kekuatan udara.

F-16 diikutkan dalam berbagai latihan tempur dengan negara mitra.

Baru-baru ini F-16 Indonesia melakukan latihan bersama Cope West 2025.

Di sini ia berlatih dengan F-15E Strike Eagle USAF.

Baca Juga : F-16 Indonesia Segera Hadapi Lambang Supremasi Udara AS F-15 Strike Eagle di Cope West 2025

Cope West 2025 dilaksanakan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, yang dimulai pada 8-12 September 2025.

Cope West yang sudah dilaksanakan secara rutin antara Indonesia dan AS menjadi poin penting hubungan kedua negara.

"Hari ini, melalui Cope West 2025, kita kembali memperkuat ikatan tersebut," jelas Mayor John Blozinski dari Current Operation Flight Commander dari 4th Operation Support Squadron dikutip dari TNI AU pada 9 September 2025.

Latihan ini dipandang perlu untuk meningkatkan interoperabilitas kedua negara demi mewujudkan Indo Pasifik yang bebas terbuka.

Kemudian guna mengasah kemampuan taktis para pilot tempur kedua negara.

Terutama pilot Indonesia yang mempunyai kesempatan menghadapi F-15E Strike Eagle secara langsung.

F-15 merupakan Heavy Fighter yang sangat diandalkan oleh USAF.

Ia simbol kekuatan udara AS selama puluhan tahun.

Sementara bagi USAF, Cope West penting untuk memperagakan pola operasi udara di Indo Pasifik.

Bukan rahasia lagi AS ingin membendung pengaruh China di Indo Pasifik.

Mereka bakal memberikan bantuan keamanan ke berbagai negara yang setidaknya mendukung Indo Pasifik yang bebas dan terbuka.

Salah satunya Indonesia, USINDOPACOM diberi wewenang oleh Pemerintah AS untuk bekerja sama dengan Jakarta di bidang keamanan.

Seperti latihan militer, bantuan pendidikan militer bagi prajurit Indonesia hingga perangkat keras pertahanan.

AS menamai secara tak resmi bantuan ini dengan sebutan Aviation Foreign Internal Defense (AvFID).

Menurut sofrep.com, AvFID memiliki misi memberikan pelatihan dan bantuan pertahanan kepada militer negara mitra.

"Misi FID sendiri merupakan misi yang telah menjadi fokus Pasukan Khusus sejak awal, sebuah misi yang biasanya melibatkan 12 orang ODA (Organisasi Pertahanan Udara) untuk melatih prajurit negara mitra dalam tugas-tugas dasar infanteri seperti keahlian menembak dan latihan tempur, serta cara melaksanakan perencanaan misi yang tepat," jelasnya.

Dalam AvFID nantinya pasukan negara mitra dan AS akan berbagi informasi intelijen mengenai keberadaan lawan.

Dengan hal ini keuntungan dobel didapat yakni AS tak perlu repot mencari keberadaan lawan, di sisi lain Indonesia bisa mendapatkan bantuan militer yang sangat dibutuhkan.

Win-win solution bagi kedua negara.

"AvFID melibatkan pelaksanaan misi serupa di negara-negara tuan rumah oleh tentara dan penerbang AS, tetapi alih-alih melatih prajurit infanteri atau unit kontra-teroris, mereka akan melatih pilot dan awak pesawat yang menerbangkan pasukan yang telah disebutkan sebelumnya ke target mereka, membantu mengumpulkan intelijen dari udara, dan melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan darat," ungkapnya.

Salah satu wujud AvFID ialah hibah 24 unit F-16 dan pembelian AH-64 Apache oleh Indonesia.

Proses hibah dan pembelian itu dipermudah, cepat nan ringkas karena adanya AvFID ini.

Pemerintah AS menilai bantuan ini untuk menangkal agresi maritim China di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

F-16 Indonesia sehabis di upgrade oleh oleh AS

"Program pertukaran pesawat tempur F-16 dan AH-64 yang ada saat ini harus diperluas untuk mencakup pesawat ringan tetap dan pesawat sayap putar untuk AvFID.

USINDOPACOM harus menggunakan kewenangannya berdasarkan Title 10 Section 333 untuk memperkuat kemampuan AvFID Indonesia.

Kemampuan AvFID yang memiliki sumber daya dan awak yang memadai di Indonesia akan menangkal pengaruh eksternal melalui dampak tidak langsung pada medan tempur maritim.

Untuk mencegah agresi China, diperlukan investasi besar USINDOPACOM dalam bidang penerbangan dan infrastruktur negara mitra," jelas Air University dalam artikelnya berjudul 'Posturing Through Partnership: Airpower Imperatives for the Indo-Pacific Gray Zone' pada 10 Maret 2022.

Bantuan AS dinilai tepat sasaran karena F-16 Indonesia masih terbang maksimal menjaga keutuhan NKRI.*




Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "AS Ingin Beri Lebih Banyak F-16 dan AH-64 Apache ke Indonesia Guna Tangkal Agresi Maritim China"