Green Water Navy Tingkat Kekuatan Angkatan Laut Paling Sesuai dengan Indonesia
TIMEMOMENTS.COM - Sebetulnya saat tahun 1960 an, Angkatan Laut Republik Indonesia alias ALRI didesain menjadi kekuatan pemukul Blue Water Navy.
ALRI waktu itu bisa dibilang secara informal dibagi kekuatannya menjadi dua.
Pertama, Armada Nusantara yang beroperasi di seluruh NKRI untuk mempertahankan teritori republik.
Kedua, Armada Samudera yang bertugas memukul musuh jauh dari perbatasan NKRI.
"Maka kekuatan TNI AL yang dibangun pada dasarnya merupakan kekuatan angkatan laut yang memenuhi persyaratan sebagai Green Water Navy yaitu kekuatan yang dapat diandalkan untuk menegakkan stabilitas keamanan dan berkemampuan mengadakan perlawanan terhadap setiap ancaman.
Green Water Navy merupakan tingkat kekuatan yang berada di atas Brown Water Navy tetapi berada di bawah Blue Water Navy.
Dan tingkat kekuatan angkatan laut ini merupakan kekuatan angkatan laut yang sesuai bagi Indonesia," jelas Puspen TNI dalam artikelnya berjudul 'Membangun Kekuatan Angkatan Laut' pada 31 Juli 2006.
Pada akhirnya memperkuat angkatan bersenjata sampai ke titik maksimum akan menghindarkan Indonesia dari perang.*
ALRI waktu itu bisa dibilang secara informal dibagi kekuatannya menjadi dua.
Pertama, Armada Nusantara yang beroperasi di seluruh NKRI untuk mempertahankan teritori republik.
Kedua, Armada Samudera yang bertugas memukul musuh jauh dari perbatasan NKRI.
Baca Juga : Royal Navy Carrier Strike Group HMS Prince of Wales Detected by Indonesian CN-235 MPA
Armada Samudera inilah yang didesain sebagai kekuatan Blue Water Navy, menyongsong jauh ancaman di perairan internasional bahkan kemungkinan menyerang pangkalan musuh di wilayahnya sendiri.
Meski demikian Armada Samudera tak didesain sebagai kekuatan agressor yang menyerang negara lain dan mendudukinya.
Ia hanya didesain menghancurkan ancaman meski di wilayah musuh tanpa harus mendudukinya.
Kenapa Armada Samudera didesain seperti itu?
Tahun 1960 an ancaman kepada Indonesia sangat tinggi.
Indonesia dikepung oleh negara Persemakmuran Inggris pakta pertahanan lima negara FPDA.
Itu belum menghitung adanya pangkalan AS di Filipina serta kemungkinan pengerahan kekuatan US Navy dari Guam.
Konfrontasi dengan Inggris yang juga merupakan anggota NATO menambah lagi keyakinan bahwa Indonesia mesti mempunyai kekuatan pemukul kelas berat seperti Armada Samudera.
Sekarang zaman berubah, dengan tidak mengkerdilkan ancaman dari Persemakmuran Inggris, namun FPDA bukan yang harus dikhawatirkan saat ini.
Klaim Nine Dash Line China lebih meresahkan Jakarta, mencaplok sebagian Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna Utara ialah hal serius.
Indonesia tak mungkin berharap pada perundingan di meja diplomasi.
Membangun angkatan bersenjata yang kuat berdaya gentar tinggi solusi mutlak tak bisa ditawar bila ingin mempertahankan ZEE Natuna Utara.
Misal saat ini KRI Brawijaya berangkat ke Natuna Utara akan menihilkan ancaman di sana.
Daya gentar seperti inilah yang wajib terus menerus dilakukan militer Indonesia.
Militer Indonesia adalah angkatan perang, ia mesti bersikap tegas mengacungkan senjata kepada ancaman asing yang mencoba mengganggu NKRI.
Mereka mesti menunjukkan otot militer, Show of Force di perbatasan antar negara meski akhirnya dicap provokatif dari sudut pandang bangsa lain.
Memang seperti inilah wujud profesionalisme prajurit angkatan perang, keras kepada musuh negara yang hendak menyerang Indonesia.
Tujuannya ialah melindungi segenap warga negara Indonesia, menjaga kedaulatan, kehormatan serta moral negara di hadapan bangsa lain.
Rakyat tentu mendukung penguatan daya pukul militer Indonesia asal digunakan sesuai Undang-Undang.
Kali ini konsep Green Water Navy bakal digunakan karena sudah digagas jauh-jauh hari.
Armada Samudera inilah yang didesain sebagai kekuatan Blue Water Navy, menyongsong jauh ancaman di perairan internasional bahkan kemungkinan menyerang pangkalan musuh di wilayahnya sendiri.
Meski demikian Armada Samudera tak didesain sebagai kekuatan agressor yang menyerang negara lain dan mendudukinya.
Ia hanya didesain menghancurkan ancaman meski di wilayah musuh tanpa harus mendudukinya.
Kenapa Armada Samudera didesain seperti itu?
Tahun 1960 an ancaman kepada Indonesia sangat tinggi.
Indonesia dikepung oleh negara Persemakmuran Inggris pakta pertahanan lima negara FPDA.
Itu belum menghitung adanya pangkalan AS di Filipina serta kemungkinan pengerahan kekuatan US Navy dari Guam.
Konfrontasi dengan Inggris yang juga merupakan anggota NATO menambah lagi keyakinan bahwa Indonesia mesti mempunyai kekuatan pemukul kelas berat seperti Armada Samudera.
Sekarang zaman berubah, dengan tidak mengkerdilkan ancaman dari Persemakmuran Inggris, namun FPDA bukan yang harus dikhawatirkan saat ini.
Klaim Nine Dash Line China lebih meresahkan Jakarta, mencaplok sebagian Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna Utara ialah hal serius.
Indonesia tak mungkin berharap pada perundingan di meja diplomasi.
Membangun angkatan bersenjata yang kuat berdaya gentar tinggi solusi mutlak tak bisa ditawar bila ingin mempertahankan ZEE Natuna Utara.
Misal saat ini KRI Brawijaya berangkat ke Natuna Utara akan menihilkan ancaman di sana.
Daya gentar seperti inilah yang wajib terus menerus dilakukan militer Indonesia.
Militer Indonesia adalah angkatan perang, ia mesti bersikap tegas mengacungkan senjata kepada ancaman asing yang mencoba mengganggu NKRI.
Mereka mesti menunjukkan otot militer, Show of Force di perbatasan antar negara meski akhirnya dicap provokatif dari sudut pandang bangsa lain.
Memang seperti inilah wujud profesionalisme prajurit angkatan perang, keras kepada musuh negara yang hendak menyerang Indonesia.
Tujuannya ialah melindungi segenap warga negara Indonesia, menjaga kedaulatan, kehormatan serta moral negara di hadapan bangsa lain.
Rakyat tentu mendukung penguatan daya pukul militer Indonesia asal digunakan sesuai Undang-Undang.
Kali ini konsep Green Water Navy bakal digunakan karena sudah digagas jauh-jauh hari.
![]() |
Fregat Merah Putih, kapal perang Indonesia yang cocok digunakan dalam doktrin Green Water Navy |
"Maka kekuatan TNI AL yang dibangun pada dasarnya merupakan kekuatan angkatan laut yang memenuhi persyaratan sebagai Green Water Navy yaitu kekuatan yang dapat diandalkan untuk menegakkan stabilitas keamanan dan berkemampuan mengadakan perlawanan terhadap setiap ancaman.
Green Water Navy merupakan tingkat kekuatan yang berada di atas Brown Water Navy tetapi berada di bawah Blue Water Navy.
Dan tingkat kekuatan angkatan laut ini merupakan kekuatan angkatan laut yang sesuai bagi Indonesia," jelas Puspen TNI dalam artikelnya berjudul 'Membangun Kekuatan Angkatan Laut' pada 31 Juli 2006.
Pada akhirnya memperkuat angkatan bersenjata sampai ke titik maksimum akan menghindarkan Indonesia dari perang.*
Posting Komentar untuk "Green Water Navy Tingkat Kekuatan Angkatan Laut Paling Sesuai dengan Indonesia"