Perbandingan FREMM dan Istif Class, Fregat Mana yang Dipilih Indonesia?



TIMEMOMENTS.COM - Nampaknya Indonesia segera mendapatkan sekitar dua sampai empat unit fregat Istif class dari Turki.

Pilihan Indonesia membeli Istif class sebetulnya masuk akal karena Turki siap mengirim fregat tersebut sekitar 1-2 tahun usai kontrak ditandatangani.

Disinyalir Turki akan memindahtangankan salah satu sampai dua Istif class yang saat ini dibuat untuk angkatan lautnya.

Sama skemanya seperti pembelian Korvet PPA dari Italia.

Baca Juga : Militer Indonesia Terlalu Beragam Membeli Jenis Fregat Ciptakan Logistic Nightmare

Dua unit Istif class hendak jadi dan sudah dilihat secara langsung oleh delegasi Indonesia di sana.

Fregat asli buatan TAIS Shipyard Turki ini memang tergolong sangat baru.

AL Turki sendiri baru mengoperasikan satu unit yakni TCG Istanbul.

Lantas bagaimana spesifikasi Istif class?

Mengutip Sea Forces, Istif class mempunyai bobot 3.000 ton dan panjang 113,2 meter, lebar 14,4 meter.

AL Turki harus menyediakan 123 awak kapal untuk mengoperasikannya.

Selain itu Istif bisa beroperasi 15 hari berturut-turut di laut lepas tanpa perlu bekal ulang.

Bahkan ia mampu membawa dua unit helikopter S-70 Seahawk yang unit lain bisa disimpan di hanggar serta satunya di deck penerbangan bagian buritan kapal.

Urusan sensor dan radar semua Turki punya.

Ada radar AESA Cenk-400N serta sistem tempur yang sama dengan Fregat Merah Putih yakni Havelsan Advent.

Istif dilengkapi dengan peluncur rudal vertikal MIDLAS dengan rudal SIPER Block 1 yang juga buatan Turki.

Untuk anti ship missile ada Atmaca, torpedo Zipkin serta CIWS Gokdeniz.

Jika diperhatikan, Istif class cuma mengimpor dua bagian yakni Naval Gun Oto Melara 76 mm dan helikopter S-70 Seahawk.

Masalah harga, Istif class harusnya di kisaran 300-400 juta dolar AS per unit, itu pun masih bisa nego bila kapal didapat Indonesia dalam kondisi kopongan alias tanpa senjata dan sensor cuma hull saja.

Pilihan kedua fregat bagi Indonesia ialah FREMM.

Tak usah dibahas lebih jauh soal FREMM karena fregat Bergamini class asal Italia ini lebih powerfull dibanding Istif.

Salah satu tolok ukur kenapa FREMM lebih jago dibanding Istif ialah ekspor.

FREMM sudah dipakai oleh AL Italia, Prancis, Mesir, Maroko, Yunani bahkan US Navy pun memakai desainnya untuk membuat Constellation class.

Harga FREMM pun lebih bersahabat, misal Italia membeli per unit dari Fincantieri senilai 598 juta Euro.

Maroko malah lebih murah lagi yakni 526 juta Euro per unit itu pun sudah lengkap dengan sensor radar meski belum persenjataannya.

Indonesia sudah masuk dalam perencanaan Fincantieri untuk disuplai FREMM sebanyak enam unit.

Jika tak berkenan dengan FREMM lawas, galangan Italia menawarkan spesifikasi baru yakni FREMM Evo.

FREMM Evo

FREMM Evo tengah dibangun satu unit oleh Fincantiero yakni ITS Bersagliere yang bakal selesai pada Juni 2029.

Jika serius ingin meminang FREMM, skema pembelian bisa seperti Korvet PPA ada dua unit paling baru fregat tersebut yang diluncurkan pada 2025 yakni ITS Spartaco Schergat dan ITS Emilio Bianchi.

Apabila Indonesia ingin harga miring, bisa FREMM second hand yakni ITS Carlo Bergamini, Virginio Fasan, Carabiniere, Alpino, Carlo Margottini, Luigi Rizzo, Federico Marinengo atau Antonio Marceglia.

Tinggal pilih mana, yang pasti entah itu Istif class atau FREMM, harga jual fregat serta ketentuan offset dan lainnya mesti masuk akal bagi Indonesia.*




Posting Komentar untuk "Perbandingan FREMM dan Istif Class, Fregat Mana yang Dipilih Indonesia?"