Indonesia Kemungkinan Besar Tidak Akan Menambah Pembelian Jet Tempur Rafale Karena Situasi Ini
TIMEMOMENTS.COM - Sebelumnya Indonesia sempat dirumorkan akan menambah pembelian jet tempur Rafale.
Namun, kabar tersebut tampaknya masih simpang siur karena sejauh ini Indonesia belum menyelesaikan kontrak baru dengan perusahaan Prancis Dassault Aviation.
Menurut Global Defense Corp, pada 9 Juli 2025, menyebut bahwa Indonesia berniat menambah jumlah Rafale yang dipesannya.
Rumor awal mengatakan Indonesia berencana melakukan pembelian 12 pesawat diumumkan dalam pertemuan bilateral pada Mei 2025, tetapi kini telah ditingkatkan menjadi 24 jet seiring dengan kemajuan negosiasi.
Perluasan perjanjian ini menggarisbawahi urgensi Jakarta untuk memperkuat angkatan udaranya dan memperdalam hubungan pertahanan strategis dengan Prancis di tengah meningkatnya ketegangan regional.
Pemesanan yang akan datang ini merupakan kelanjutan dari perjanjian dasar yang ditandatangani pada Februari 2022.
Sebelumnya, Indonesia berkomitmen untuk membeli 42 pesawat Rafale dari Dassault Aviation.
Kontrak tersebut dibagi menjadi tiga tahap akuisisi, masing-masing 6, 18, dan 18 pesawat, yang secara resmi diaktifkan pada Februari 2022, Agustus 2023, dan Januari 2024.
Pengiriman pesawat pertama dari batch awal dijadwalkan akan dimulai pada awal 2026.
Dengan perjanjian terbaru ini, Indonesia akan menambah total armada Rafale menjadi 66 pesawat, menjadikannya salah satu operator non-Eropa terbesar untuk pesawat tempur Prancis tersebut dan klien utama Dassault di Asia Tenggara.
Namun, kabar terbaru yang dikutip dari Intelligence Online, pada 3 September 2025, menyebut kemungkinan tersebut sepertinya tidak akan terjadi.
Pasalnya, Indonesia disebut tengah mengejar kontrak pembelian jet tempur J-10 dengan China.
Ditandatangani beberapa bulan lalu, kontrak J-10 sempat terbengkalai karena ketidakpastian bilateral, karena pendanaan untuk akuisisi tersebut terbukti sulit diselesaikan.
Meskipun aspek perjanjian ini masih belum jelas, pembiayaannya akan dilakukan melalui fasilitas pembayaran Tiongkok.
Namun, menurut sumber kami, anggaran Indonesia untuk kontrak J-10 tidak berasal dari sumber yang sama dengan uang yang disisihkan untuk kemungkinan pesanan baru jet tempur Rafale Prancis.
Meski sebelumnya ada perjanjian tidak mengikatnya telah ditandatangani oleh Presiden Emmanuel Macron pada akhir Mei di Jakarta.
Namun, ini merupakan kabar yang menipu bagi Dassault Aviation, karena anggaran yang dialokasikan untuk pembelian pesawat tempur Prancis berpotensi terkuras habis.
Jakarta sedang mempertimbangkan untuk menggunakan dana ini untuk membiayai pembelian 48 jet tempur Kaan Turki.
Indonesia menandatangani perjanjian untuk tujuan ini pada 26 Juli, yang juga mengatur perakitan pesawat di Jawa. Namun, proyek ini saat ini tidak mengikat.
Baca Juga : Analis Militer Moskow : Indonesia Mungkin Dapat Menukar Rafale dengan J-10 yang Lebih Murah
***
Posting Komentar untuk " Indonesia Kemungkinan Besar Tidak Akan Menambah Pembelian Jet Tempur Rafale Karena Situasi Ini"