Kapal Selam China Diam-diam Sempat Masuk Pertimbangan TNI AL Jadi Armada Ad Interim Indonesia

Kapal Selam China Diam-diam Sempat Masuk Pertimbangan Jadi Armada Ad Interim TNI AL Indonesia


TIMEMOMENTS.COM- TNI AL Indonesia memang sudah memesan 2 kapal selam Scorpene Evolved dari Naval Group Prancis.

Namun, Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan saat ini TNI AL cuma diperkuat empat kapal selam aktif.

Empat kapal selam TNI AL yang saat ini beroperasi di Indonesia, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.

Menurut KASAL, empat kapal selam aktif yang dimiliki TNI AL masih kurang memadai untuk menjaga perairan Indonesia yang luasnya 6,4 juta kilometer persegi.

Ali, dalam berbagai kesempatan, menyebut idealnya armada TNI AL diperkuat 12 kapal selam.

Sehingga TNI AL mempertimbangkan pengadaan kapal selam sementara atau ad interim selama masa pembangunan Scorpene Evolved yang butuh waktu sekitar 7-8 tahun.

Baca Juga: Fincantieri Ketagihan Transaksi KRI Brawijaya 320 & KRI Prabu Siliwangi 321, Siap Alihkan Kapal Selam U212 NFS Italia Buat Indonesia

Pada tahun 2024 lalu, kekosongan kapal selam ad interim Indonesia menjadi sorotan lantaran China dilaporkan menawarkan untuk menjual kapal selam setengah jadi kepada Indonesia yang awalnya dipesan oleh Thailand, dan mengklaim kapal selam tersebut akan dilengkapi dengan mesin buatan Jerman jika Jakarta menginginkannya.

Dikutip Timemoments.com dari Bangkok Post edisi 4 Juli 2024, pejabat China State Shipbuilding Corporation (CSSC dilaporkan membuat presentasi tentang bagaimana kapal selam diesel-listrik S26T dapat disesuaikan dengan kebutuhan angkatan laut Indonesia, meskipun kapal tersebut telah melalui proses pembangunan.

Pejabat CSSC meyakinkan kementerian bahwa tawaran kepada Indonesia tidak akan menghadapi jenis pembatasan ekspor yang sama yang dialami oleh Angkatan Laut Kerajaan Thailand.

Dikutip Timemoments.com dari Janes edisi 11 Juli 2024, Janes pertama kali melaporkan pada Januari 2024 bahwa China tampaknya sedang mencari pembeli baru untuk kapal selam tersebut, dan perusahaan tersebut telah memberikan undangan kepada Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia, Laksamana Muhammad Ali, untuk mengunjungi fasilitas tempat kapal tersebut dibangun.

Karena undangan ini tidak ditanggapi, CSSC berhasil mendapatkan janji pertemuan dengan pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia pada tanggal 28 Juni, di mana presentasi formal mengenai tawaran ini disampaikan kepada pejabat senior Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut Indonesia.

Sebagai bagian dari tawarannya, CSSC telah menyiapkan paket modifikasi yang akan memungkinkan S26T SSK untuk menyebarkan dan meluncurkan rudal jelajah antikapal peluncur tabung torpedo YJ-18 buatan Cina.

Baca Juga: Calon Awak Kapal Selam TNI AL Indonesia, 17 Siswa Dikcawakkasel Angkatan Ke-59 Terima Pembaretan dan Brevet Hiu Kencana

Pejabat dari China State Shipbuilding Corporation (CSSC) telah menghadiri pertemuan kedua dengan Kementerian Pertahanan Indonesia (MoD) untuk membahas tawaran kapal selam diesel-listrik (SSK) S26T yang awalnya dibangun untuk Thailand.

Dokumen yang diberikan kepada Janes oleh sumber yang dekat dengan masalah tersebut menunjukkan bahwa pertemuan kedua terjadi pada tanggal 4 Juli di kantor Kementerian Pertahanan, yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat di Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut hadir pejabat senior dari Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut Indonesia, meskipun tampak jelas tidak hadir dalam daftar hadir adalah perwira tinggi dari angkatan tersebut.

"Janes juga mengetahui bahwa pejabat CSSC kini telah mempermanis tawaran mereka kepada Kementerian Pertahanan dan akan memasok Angkatan Laut Indonesia dengan kapal perusak Tipe 052D dengan harga diskon besar jika Jakarta membeli SSK S26T," lapor media berbahasa Inggris itu.

China Shipbuilding & Offshore International Co (CSOC) awalnya dikontrak pada tahun 2017 untuk membangun kapal selam senilai 13,5 miliar baht berdasarkan kesepakatan pemerintah-ke-pemerintah dengan Thailand.

Pembangunan dilaporkan setengah selesai ketika tertunda karena pandemi Covid-19, dan kemudian ditunda karena masalah mesin.

Meski sempat digoyang isu penawaran ke Indonesia, namun proyek kapal selam Thailand kembali berlanjut dan kini negeri gajah putih telah legowo untuk memakai mesin China yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.

Walau pemerintah Indonesia tak pernah mengonfirmasi akan tawaran kapal selam S26T ini, namun TNI AL akhirnya mengaku pernah mempertimbangkan kapal selam China.

Hal ini seperti dikutip Timemoments.com dari Antara edisi 11 September 2025, epala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Tunggul mengatakan pihaknya sempat mempertimbangkan untuk membeli kapal selam sementara atau ad interim dari China.

"Memang pernah ada pembicaraan terkait Kapal selam dari China," kata Tunggul.

Namun demikian, keputusan tersebut belumlah final, karena pihaknya masih perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum membeli kapal selam interim tersebut.

Tunggul menegaskan sampai saat ini pembelian kapal selam yang telah resmi dilakukan Kementerian Pertahanan adalah Scorpene dari Prancis.

***

Posting Komentar untuk "Kapal Selam China Diam-diam Sempat Masuk Pertimbangan TNI AL Jadi Armada Ad Interim Indonesia"