Mengenal 1st Airborne Brigade Seiei Muhi yang Dikirim JGSDF ke Garuda Shield 2025

1st Airborne Brigade Seiei Muhi JGSDF di Garuda Shield 2025

TIMEMOMENTS.COM - Latihan bersama Garuda Shield 2025 tengah digelar di Puslatpur TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan, Indonesia.

Pada Rabu 27 Agustus 2025 dilaksanakan operasi Lintas Udara (Linud) dalam Garuda Shield 2025.

Militer Indonesia mengerahkan pasukan dari Yonif 330 Raider, Brigif 17 Kostrad dan Denmatra 1 Korpasgat.

Selain Indonesia ada Japan Ground Self Defense Force (JGSDF) yang mengirim pasukan Linud dari 40 personel dari 3rd Infantry Battalion dan 14 personel dari 1st Airborne Brigade.

Baca JugaMengenal 1st Special Forces Operation Detachment, Pasukan Khusus US Army Berlatih Bersama Kostrad di Garuda Shield 2025

US Army tak mau ketinggalan dengan mengirim n 50 personel dari 1st Special Force dan 4th Quartermaster.

"Dari ketinggian 400 meter, prajurit TNI bersama pasukan lintas udara Amerika Serikat, dan Jepang, terjun dari pesawat angkut militer menggunakan parasut, mendarat dengan presisi tinggi di zona pendaratan, bertempat di Drop Zone, Puslatpur TNI AD Baturaja," jelas Puspen TNI.

Nama-nama satuan negara lain yang mengikuti Garuda Shield 2025 menarik dibahas.

Salah satunya JGSDF 1st Airborne Brigade.

1st Airborne Brigade merupakan pasukan Lintas Udara ke-1 andalan angkatan Bela Diri Jepang.

Mereka juga dikenal dengan nama Brigade Lintas Udara Narashino yang dibentuk pada 25 Juni 1958.

Nama itu disematkan karena markasnya beada di Narashino, Funabashi, Prefektur Chiba.

Ukuran Brigade ini sebanyak 1.900 prajurit dimana mereka dilatih sebagai pasukan komando, gerilya serta unit militer tak teratur.


Tak teratur di sini dimaknai sebagai pasukan yang mampu berperang secara non-konvensional.

Sejarah terbentuknya Brigade ini saat komandan pertama Hayao Kinugasa melihat adanya celah di JGSDF yakni kekurangan akan pasukan Linud yang berkualifikasi Parako.

Kinugasa kemudian mengutarakan niatnya membentuk pasukan Linud ke-1 untuk melaksanakan misi tempur jauh di wilayah musuh.

Usulan ini diterima dimana pada tahun 1962 Kinugasa ditugasi untuk merekrut calon anggota.

Namun ia juga diberi tugas agar pasukan ini nantinya memiliki kualifikasi Ranger dan Free Fall sehingga bisa diterjunkan dalam mode HAHO.

Keadaan Jepang pasca berakhirnya Perang Dunia II relatif stabil tak ada ancaman pertempuran sehingga membuat Brigade ini cuma berlatih terus menerus tanpa pengalaman tempur.

Untuk meningkatkan kualifikasi satuan pada tahun 2003 Brigade Narashino membentuk satuan anti-gerilya dan anti teror yang langsung ditempatkan di bawah kendali Badan Pertahanan.

Syarat masuk sebagai anggota Brigade ini cukup ketat yakni berusia di bawah 28 tahun, tinggi badan minimal 161 cm dengan lingkar dada 78,5 cm.

Termasuk nilai mata pelajaran rata-rata minimal 45 pon, mampu mengangkat benda seberat 30 kg serta tak punya catatan kriminal.

Selain berlatih di Garuda Shield 2025, sebelumnya 1st Airborne Brigade bersama 36th Airlift Squadron USAF melakukan penerjunan penyegaran di Fuji Timur, Gotemba, Jepang.

"Pelaksanaan Airborne 25 memperkuat kemitraan antara 36 AS dan 1 AbnB saat mereka menunjukkan kemampuan mereka untuk beroperasi dalam lingkungan bersama. Karena kedua pasukan terus menyempurnakan interoperabilitas, latihan seperti Airborne memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," jelas pacom.mil pada 14 Maret 2025.

Motto dari 1st Airborne Brigade JGSDF ialah Seiei Muhi atau dalam bahasa Indonesianya 'Elite yang Tak Tertandingi' *







Posting Komentar untuk "Mengenal 1st Airborne Brigade Seiei Muhi yang Dikirim JGSDF ke Garuda Shield 2025"