Pengamat Militer Menyebut Indonesia Lebih Baik Membeli Jet Tempur J-10 China Lebih Dulu Daripada Buru-Buru Membeli Jet Tempur KAAN
TIMEMOMENTS.COM - China sebelumnya telah menyodorkan jet tempur J-10 miliknya yang dianggap terbukti dalam pertempuran kepada Indonesia.
Tawaran tersebut dilakukan usai jet tempur J-10C Pakistan berhasil menumbangkan jet tempur Rafale milik India.
Perlu diketahui, Indonesia juga merupakan pembeli jet tempur Rafale dari Prancis.
Bakan jet tempur tersebut harganya 3 kali lebih mahal daripada jet tempur J-10 buatan China.
Namun, Indonesia kemudian justru memilih membuat kesepakatan dengan Turki terkait pembelian jet tempur KAAN.
Hal ini dianggap memupuskan harapan China untuk menjual jet tempur J-10 miliknya kepada Indonesia.
Menurut China Global South Project, pada 17 Juni 2025, menyebut Indonesia telah mencapai kesepakatan dengan Turki terkait pembelian 48 jet tempur KAAN.
Di saat yang sama Indonesia juga masih memiliki kesepakatan pembelian jet tempur Rafale dengan Prancis.
Sementara itu, menurut keterangan jet tempur KAAN baru menyelesaikan penerbangan perdananya pada Februari 2024.
Kemudian saat ini masih dalam tahap awal pengembangan.
Angkatan udara Turki sendiri diperkirakan baru akan menerima gelombang pertama pada tahun 2028.
Mengekspor jet generasi kelima yang belum selesai, terutama dalam jumlah besar jarang terjadi dalam perdagangan senjata global dan mengandung risiko besar.
Namun, langkah Turki sebagai sinyal geopolitik dan bukan sekadar penjualan senjata, yang bertujuan untuk memposisikan dirinya sebagai pemain di pasar ekspor pertahanan kelas atas, terutama setelah dikeluarkan dari program F-35 AS.
Dari sisi Indonesia, menunjukkan bahwa keputusan tersebut mencerminkan kebutuhan pembaruan armada yang mendesak dan daya tarik sebagai operator pertama di Asia Tenggara yang menggunakan platform generasi kelima.
Kesepakatan tersebut dilaporkan mencakup partisipasi industri lokal dan transfer teknologi, faktor yang semakin penting dalam kebijakan pertahanan Jakarta di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Namun, muncul kekhawatiran yang tajam, di mana Angkatan Udara Indonesia sudah mengoperasikan beragam armada mulai dari F-16 AS hingga Sukhoi Rusia, Rafale Prancis, hingga pesawat latih Korea Selatan.
Penambahan platform generasi kelima Turki akan semakin mempersulit infrastruktur pelatihan, logistik, dan pemeliharaan.
Lebih kritisnya, Indonesia juga sedang berupaya untuk melompat langsung dari gabungan platform lawas yang terfragmentasi ke pesawat tempur generasi kelima tanpa terlebih dahulu memperoleh pengalaman operasional yang luas dengan sistem generasi 4,5 yang canggih seperti J-10C atau KF-21.
Meskipun KAAN mungkin tampak mutakhir di atas kertas, lompatan ini dapat menimbulkan kurva kesenjangan yang curam.
Tanpa fondasi yang kuat dalam memelihara dan mengintegrasikan jet multiperan berkinerja tinggi, risiko teknis, finansial, dan operasional dapat berlipat ganda dengan cepat.
Mengingat kendala keuangan terkini pada program pesawat terbang sebelumnya, termasuk kesulitan memenuhi pembayaran untuk KF-21.
Laporan tersebut mempertanyakan apakah Indonesia dapat menanggung tingginya biaya perolehan dan pengoperasian armada generasi kelima dalam jangka panjang.
Baca Juga : Media Rusia Puji Keberanian Indonesia Beli KAAN Meski Belum Teruji di Medan Perang
***
Posting Komentar untuk " Pengamat Militer Menyebut Indonesia Lebih Baik Membeli Jet Tempur J-10 China Lebih Dulu Daripada Buru-Buru Membeli Jet Tempur KAAN"