PT PAL Kirim Juru Las Ke Naval Group Pelajari Kerumitan Pengelasan Lambung Kapal Selam Scorpene Evolved
![]() |
PT PAL kirim juru las ke Naval Group pelajari teknik pengelasan lambung kapal selam Scorpene Evolved |
Pembangunan Scorpene Evolved rencananya akan dilakukan di galangan kapal selam PT PAL dengan asistensi Naval Group.
Tentunya ini merupakan tantangan tersendiri bagi PT PAL karena membangun kapal selam Scorpene Evolved jauh beda dengan Improved Changbogo class.
Apalagi seluruh proyek kapal selam Scorpene Evolved bakal 100 persen dilakukan di sini.
Baca Juga : Untung Indonesia Pilih Scorpene, Anggaran Pertahanan Vietnam Hampir Kolaps Gegara Beli Kilo Class dari Rusia
Jangan berbicara soal pembangunan piranti lunak terlebih dahulu, untuk pengelasan lambung dan badan kapal selam saja perlu keahlian khusus.
Mengelas lambung kapal selam sangat berbeda dengan kapal permukaan.
Perbedaan paling mencolok ialah kegunaan lambung itu sendiri.
Lambung kapal selam harus tahan akan tekanan air di tiap-tiap kedalaman.
Scorpene Evolved Indonesia mampu menyelam sedalam 300 meter di bawah permukaan laut atau yang acap disebut hidrostatis.
Setiap 10 meter kedalaman air ada tekanan 1 atmosfer (atm).
Bila 300 meter berarti ada 30 atm atau sekitar 3.000 kilopascal (kPa) ditambah lagi 1 atm total 31.
Jika lambung kapal selam tak mampu menahan tekanan ini bisa saja ia remuk redam saat menyelam.
Ditambah tonase Scorpene mencapai 2.000 ton saat mode menyelam.
Oleh sebab itu teknik pengelasan di sini sangat krusial.
Dan ingat semakin kapal selam menyelam sedalam-dalamnya, akan meningkatkan kapasitas tempur.
"Meningkatkan kedalaman perendaman merupakan cara penting untuk meningkatkan kemampuan dan vitalitas tempur kapal selam, sehingga baja berkekuatan tinggi banyak digunakan sebagai material lambung tekanan kapal selam.
Meskipun meningkatkan kekuatan pamungkas lambung tekanan, baja berkekuatan tinggi tidak meningkatkan kekuatan fatik, sehingga masalah fatik lebih menonjol," jelas Science Direct dalam penelitiannya berjudul 'Submarine pressure hull butt weld fatigue life reliability prediction method' pada April 2014.
Kemudian titik lemah lambung kapal selam berada di ujung pengelasan.
Di sini bila tak sempurna maka lambung bisa mengalami keretakan.
"Ujung las adalah lokasi terlemah untuk kerusakan fatik, oleh karena itu merupakan sumber potensial retak utama.
Oleh karena itu penelitian tentang metode prediksi keandalan umur fatik untuk pengelasan lambung tekanan kapal selam memiliki signifikansi praktis yang sangat penting," ungkapnya.
Oleh sebab itu PT PAL mengirim juru las ke Naval Group, Prancis guna mempelajari rumitnya teknik pengelasan lambung kapal selam.
Jangan berbicara soal pembangunan piranti lunak terlebih dahulu, untuk pengelasan lambung dan badan kapal selam saja perlu keahlian khusus.
Mengelas lambung kapal selam sangat berbeda dengan kapal permukaan.
Perbedaan paling mencolok ialah kegunaan lambung itu sendiri.
Lambung kapal selam harus tahan akan tekanan air di tiap-tiap kedalaman.
Scorpene Evolved Indonesia mampu menyelam sedalam 300 meter di bawah permukaan laut atau yang acap disebut hidrostatis.
Setiap 10 meter kedalaman air ada tekanan 1 atmosfer (atm).
Bila 300 meter berarti ada 30 atm atau sekitar 3.000 kilopascal (kPa) ditambah lagi 1 atm total 31.
Jika lambung kapal selam tak mampu menahan tekanan ini bisa saja ia remuk redam saat menyelam.
Ditambah tonase Scorpene mencapai 2.000 ton saat mode menyelam.
Oleh sebab itu teknik pengelasan di sini sangat krusial.
Dan ingat semakin kapal selam menyelam sedalam-dalamnya, akan meningkatkan kapasitas tempur.
"Meningkatkan kedalaman perendaman merupakan cara penting untuk meningkatkan kemampuan dan vitalitas tempur kapal selam, sehingga baja berkekuatan tinggi banyak digunakan sebagai material lambung tekanan kapal selam.
Meskipun meningkatkan kekuatan pamungkas lambung tekanan, baja berkekuatan tinggi tidak meningkatkan kekuatan fatik, sehingga masalah fatik lebih menonjol," jelas Science Direct dalam penelitiannya berjudul 'Submarine pressure hull butt weld fatigue life reliability prediction method' pada April 2014.
Kemudian titik lemah lambung kapal selam berada di ujung pengelasan.
Di sini bila tak sempurna maka lambung bisa mengalami keretakan.
"Ujung las adalah lokasi terlemah untuk kerusakan fatik, oleh karena itu merupakan sumber potensial retak utama.
Oleh karena itu penelitian tentang metode prediksi keandalan umur fatik untuk pengelasan lambung tekanan kapal selam memiliki signifikansi praktis yang sangat penting," ungkapnya.
Oleh sebab itu PT PAL mengirim juru las ke Naval Group, Prancis guna mempelajari rumitnya teknik pengelasan lambung kapal selam.
![]() |
Tim juru las PT PAL di Naval Group Prancis |
"Laslah hingga berhasil.
Sebagai bagian dari Transfer Keterampilan yang ambisius untuk membangun 2 kapal selam Scorpene untuk TNI Angkatan Laut di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, kami menyambut mitra Indonesia kami di Cherbourg untuk memulai pelatihan ekstensif.
Pengelasan merupakan pekerjaan yang banyak menuntut, namun kami berkomitmen penuh terhadap langkah pertama ini dalam mendukung Indonesia membangun kedaulatan industri dan perekonomiannya," jelas akun Facebook Naval Group pada 5 September 2025.
Dengan ini akhirnya PT PAL akan mempunyai juru las handal dalam membuat lambung atau badan kapal selam.*
Posting Komentar untuk " PT PAL Kirim Juru Las Ke Naval Group Pelajari Kerumitan Pengelasan Lambung Kapal Selam Scorpene Evolved"