Strategi Pertahanan Laut Nusantara, Armada Perang Indonesia Wajib Hancurkan Musuh di Perairan Internasional
TIMEMOMENTS.COM - Militer Indonesia tentu punya strategi khusus untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.
Salah satu pilar yakni Pertahanan Mendalam ialah menghajar musuh jauh di luar perbatasan NKRI.
"Konsepsi pertahanan mendalam pada hakikatnya adalah pertahanan ke depan dengan pengertian bahwa musuh harus dicegat dan dihancurkan di luar tapal batas wilayah nasional," ungkapnya.
Oleh sebab itu mendukung penguatan armada perang Indonesia hingga ke titik membuat resah negara lain wajib hukumnya.
Karena efek deteren merupakan 'peluru' paling pertama yang mengenai musuh.*
Penyusunan strategi dan taktik tempur ini harus mempertimbangkan berbagai faktor.
Faktor yang paling mempengaruhi ialah gejolak geopolitik kawasan.
Pengaruh eksternal kawasan paling berpengaruh akan penyusunan sistem pertahanan Indonesia.
Faktor yang paling mempengaruhi ialah gejolak geopolitik kawasan.
Pengaruh eksternal kawasan paling berpengaruh akan penyusunan sistem pertahanan Indonesia.
Baca Juga : Armada Perang Indonesia Dinilai Kapasitasnya Masih Terbatas dalam Memproyeksikan Kekuatan Tempur ke Medan Operasi
Juga patut disayangkan Buku Putih Pertahanan Indonesia belum update sampai saat ini.
Terakhir diterbitkan pada tahun 2015, anggap saja satu dasawarsa Indonesia tak punya strategi pertahanan yang sudah dipakemkan.
Padahal situasi sudah banyak berubah saat ini, maka pola pertahanan Indonesia harus beradaptasi.
Misal penggunaan drone pada pertempuran, tahun 2015 belum ada taktik menggunakan UAV atau UCAV secara masif.
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2015 tak membahas secara gamblang mengenai perang menggunakan drone.
Ancaman juga berubah, dulu Australia belum punya F-35 dan kapal selam nuklir.
Dulu Singapura belum punya F-35 dan tengah membuat kapal induk drone saat ini.
Strategi pertahanan Indonesia pun meski berubah.
Termasuk bagaimana operasional lapangan rudal balistik KHAN.
Ada pula Rafale yang segera datang pada 2026.
Kemudian matra laut ketambahan KRI Brawijaya yang benar-benar teknologinya berbeda jauh dengan kapal perang lainnya.
Selain itu rencana akuisisi kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi menambah keberagaman serta taktik peperangan laut modern.
Hal ini guna mendukung strategi Preemptive Strike, mematahkan serangan dengan serangan.
Jadi, armada perang Indonesia diharuskan menyongsong musuh atau ancaman jauh di luar perbatasan NKRI.
Juga patut disayangkan Buku Putih Pertahanan Indonesia belum update sampai saat ini.
Terakhir diterbitkan pada tahun 2015, anggap saja satu dasawarsa Indonesia tak punya strategi pertahanan yang sudah dipakemkan.
Padahal situasi sudah banyak berubah saat ini, maka pola pertahanan Indonesia harus beradaptasi.
Misal penggunaan drone pada pertempuran, tahun 2015 belum ada taktik menggunakan UAV atau UCAV secara masif.
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2015 tak membahas secara gamblang mengenai perang menggunakan drone.
Ancaman juga berubah, dulu Australia belum punya F-35 dan kapal selam nuklir.
Dulu Singapura belum punya F-35 dan tengah membuat kapal induk drone saat ini.
Strategi pertahanan Indonesia pun meski berubah.
Termasuk bagaimana operasional lapangan rudal balistik KHAN.
Ada pula Rafale yang segera datang pada 2026.
Kemudian matra laut ketambahan KRI Brawijaya yang benar-benar teknologinya berbeda jauh dengan kapal perang lainnya.
Selain itu rencana akuisisi kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi menambah keberagaman serta taktik peperangan laut modern.
Hal ini guna mendukung strategi Preemptive Strike, mematahkan serangan dengan serangan.
Jadi, armada perang Indonesia diharuskan menyongsong musuh atau ancaman jauh di luar perbatasan NKRI.
Kemudian menghancurkannya di sana.
Tak pelak mereka mesti dibekali alutsista berdaya serang tinggi untuk memusnahkan lawan sedini mungkin.
Tak pelak mereka mesti dibekali alutsista berdaya serang tinggi untuk memusnahkan lawan sedini mungkin.
Yang jadi permasalahan armada perang lawan diprediksi juga sangat kuat.
Sehingga mau tak mau armada perang Indonesia harus mengunggulinya.
Merunut artikel dari Puspen TNI berjudul 'Membangun Kekuatan Angkatan Laut' yang terbit pada 31 Juli 2006, armada perang Indonesia sudah menyusun strategi pertahanan laut seperti di atas.
"TNI AL telah merumuskan Strategi Pertahanan Laut Nusantara yang terdiri dari 3 pilar utama, yaitu meliputi pilar : penangkalan, pertahanan mendalam dan Hankamrata," jelasnya.
Merunut artikel dari Puspen TNI berjudul 'Membangun Kekuatan Angkatan Laut' yang terbit pada 31 Juli 2006, armada perang Indonesia sudah menyusun strategi pertahanan laut seperti di atas.
"TNI AL telah merumuskan Strategi Pertahanan Laut Nusantara yang terdiri dari 3 pilar utama, yaitu meliputi pilar : penangkalan, pertahanan mendalam dan Hankamrata," jelasnya.
![]() |
Peta pertahanan laut Indonesia |
Salah satu pilar yakni Pertahanan Mendalam ialah menghajar musuh jauh di luar perbatasan NKRI.
"Konsepsi pertahanan mendalam pada hakikatnya adalah pertahanan ke depan dengan pengertian bahwa musuh harus dicegat dan dihancurkan di luar tapal batas wilayah nasional," ungkapnya.
Oleh sebab itu mendukung penguatan armada perang Indonesia hingga ke titik membuat resah negara lain wajib hukumnya.
Karena efek deteren merupakan 'peluru' paling pertama yang mengenai musuh.*
Posting Komentar untuk "Strategi Pertahanan Laut Nusantara, Armada Perang Indonesia Wajib Hancurkan Musuh di Perairan Internasional"