Uni Soviet Sadar Pakta Warsawa Tak Selevel NATO Tanpa Bantuan Kekuatan Regional Asia Tenggara Bernama Indonesia

Bantuan dari Indonesia jadikan Pakta Warsawa Uni Soviet selevel NATO


TIMEMOMENTS.COM - Pakta Warsawa dibentuk oleh Uni Soviet pada 14 Mei 1955 sebagai respon atas berdirinya North Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949.

Tujuan utama NATO berdiri ialah melawan Uni Soviet yang dianggap sebagai ancaman utama dalam babakan Perang Dingin.

Uni Soviet yang wilayah negaranya sangat besar merasa perlu membentuk aliansi tandingan maka didirikanlah Pakta Warsawa bersama tujuh negara Republik Sosialis Blok Timur.

Polandia menjadi tempat ditekennya perjanjian yang berisi tiga slogan utama yakni Persahabatan, Kerja Sama dan Bantuan Bersama.

Baca Juga : Rusia Batal Beri Indonesia Alutsista yang Mampu Melawan Negara Besar di Dunia

Tiga slogan ini bermakna luas dan tentunya soal pertahanan kolektif melawan NATO.

Barat melihat pakta ini sebagai boneka pertahanan tunggal Uni Soviet.

Meski pada awalnya memang Pakta Warsawa para anggotanya akan memiliki kesetaraan dalam berpendapat nyatanya cuma dikendalikan oleh Moskow.

"Uni Soviet pada akhirnya mengendalikan sebagian besar keputusan Pakta tersebut.

Juga menggunakan Pakta tersebut untuk membungkam perbedaan pendapat di negara-negara satelitnya di Eropa, misalnya di Hongaria pada tahun 1956, di Cekoslowakia pada tahun 1968, dan di Polandia pada tahun 1981," jelas history.state.gov.

Namun di lain pihak, Kremlin perlu melakukan hal ini yang didasari atas perbuatan Sekutu mempersenjatai Jerman Barat dengan mempersilahkannya masuk jadi anggota NATO pada Mei 1955.

"Soviet mengkhawatirkan konsekuensi dari penguatan NATO dan persenjataan kembali Jerman Barat, dan berharap Pakta Warsawa dapat membendung Jerman Barat sekaligus bernegosiasi dengan NATO sebagai mitra yang setara," jelasnya.

NATO sendiri tak begitu melihat Pakta Warsawa sebagai ancaman.

Yang mereka khawatirkan ialah Uni Soviet itu sendiri, tanpa aliansi seperti itu Beruang Merah sudah layaknya pertahanan kolektif karena berisi 'negara federal'

Kremlin pun juga berpikir demikian, anggota pakta ini seperti Albania, Polandia, Cekoslowakia, Hongaria, Bulgaria, Rumania, dan Republik Demokratik Jerman bukanlah negara-negara dengan stabilitas politik dan kekuatan militer mumpuni.

Pakta Warsawa

Bandingkan dengan NATO dengan anggota pertamanya seperti Denmark, Inggris, Prancis, Italia hingga Norwegia yang punya kekuatan militer diperhitungkan.

Saat Perang Dingin anggotanya bertambah seperti Turki, Jerman, Yunani dan Spanyol.

Melihat begitu banyaknya kekuatan besar Eropa bergabung dengan NATO, Soviet harus mengoper bola keluar dari sana.

Yang dibidik ialah Asia Timur dan Asia Tenggara.

Di Asia Timur nama Korea Utara serta China jelas mendukung pergerakan Sosialis era Perang Dingin meski tak ikut Pakta Warsawa.

Lantas ada satu nama lagi yakni Indonesia.

Moskow memandang tinggi Indonesia yang berani menggelar KTT Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat, cikal bakal lahirnya Gerakan Non Blok.

Indonesia juga berani menentang keras anggota NATO seperti Inggris dan Belanda karena mencoba mencampuri urusan dalam negerinya.

Trikora dan Dwikora menjadi contoh betapa gilanya Indonesia yang merdeka baru seumur jagung namun sudah berkonfrontasi melawan kekuatan dunia.

Mau tak mau Soviet harus menggandeng Jakarta, kekuatan regional Asia Tenggara.

"Meskipun Pakta Warsawa sudah ada (aliansi tersebut dibentuk pada tahun 1955), para pemimpin Soviet khawatir tentang kemungkinan respons Barat terhadap langkah tersebut.

Membangun kehadiran di Asia Tenggara melalui aliansi dengan kekuatan regional seperti Indonesia merupakan keharusan strategis bagi Uni Soviet," jelas Working Paper terbitan Australian National University berjudul 'Strategic Realignment or Deja vu?  Russia-Indonesia Defence Cooperation in the
Twenty-First Century' pada Desember 2008.

Maka jangan heran saat Operasi Jayawijaya hendak dilaksanakan, Uni Soviet menjual beragam alutsista serta bantuan personel militer aktif membantu Indonesia melawan Belanda di Irian Barat.

Kini tanyakan kepada diri bangsa ini sendiri apakah Indonesia masih punya hakikat sebagai kekuatan regional Asia Tenggara?*

Posting Komentar untuk "Uni Soviet Sadar Pakta Warsawa Tak Selevel NATO Tanpa Bantuan Kekuatan Regional Asia Tenggara Bernama Indonesia"