Drone China UAV HC-450 VSTOL Bersanding Sama ScanEagle Bikinan Boeing AS Buat Dipamerkan TNI AL ke Rakyat Indonesia
![]() |
Drone China UAV HC-450 VSTOL Bersanding Sama ScanEagle Bikinan Boeing AS Buat Dipamerkan TNI AL ke Rakyat Indonesia (Puspenerbal) |
TIMEMOMENTS.COM- Di masa perang modern dewasa ini, penggunaan pesawat tanpa awak alias Unmanned Aerial Vehicle (UAV) alias Drone menjadi hal penting untuk memenangkan pertempuran tak cuma bagi TNI AU tapi juga TNI AL.
Tak heran, TNI AL Indonesia kini dilengkapi sejumlah UAV canggih buatan manca negara dari China hingga Amerika Serikat (AS).
Dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 TNI yang dipusatkan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada Minggu, 5 Oktober 2025, Skuadron Udara 700 Wing Udara 2 Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) yang dikenal sebagai operator pesawat udara tanpa awak (PUTA) atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) TNI AL ini, memamerkan sejumlah alutsista canggih andalannya dalam sesi defile.
Dilansir Timemoments.com dari rilis resmi TNI AL pada 4 Oktober 2025, dalam defile alutsista yang disaksikan langsung oleh ribuan masyarakat dan tamu undangan, Skuadron Udara 700 menampilkan dua jenis UAV unggulan mereka, yaitu Insitu UAV ScanEagle dan UAV HC-450 VSTOL.
Kehadiran alutsista modern ini menunjukkan peningkatan kapabilitas TNI AL, khususnya di bidang pengawasan maritim dan intelijen.
ScanEagle, yang dikenal sebagai UAV dengan kemampuan Intelligence, Surveillance Target Acquisition and Reconnaissance (ISTAR) jarak jauh, menjadi salah satu sorotan utama.
Sementara itu, HC-450 VSTOL (Vertical Short Take-Off and Landing) menonjolkan fleksibilitasnya dalam lepas landas dan pendaratan vertikal, sangat ideal untuk operasi pengawasan dari kapal perang.
Keikutsertaan alutsista modern ini mendapatkan apresiasi tinggi dari jajaran pimpinan.
Komandan Wing Udara 2 Puspenerbal, Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah, menyatakan bahwa kehadiran UAV dalam defile ini merupakan pesan yang jelas tentang arah modernisasi pertahanan laut.
"Kami sangat bangga Skuadron Udara 700 bisa menampilkan kemampuan utamanya di hadapan rakyat.
Keikutsertaan Insitu ScanEagle, Scheible Camcopter-100 dan HC-450 VSTOL menegaskan bahwa TNI AL kini semakin memperkuat 'mata' dan 'tangan'nya di udara, terutama untuk pengawasan wilayah maritim yang sangat luas," ujar Kolonel Adam.
Ia menambahkan, pengoperasian UAV modern merupakan bukti nyata dari komitmen Puspenerbal dalam menguasai teknologi terkini demi mendukung tugas pokok TNI.
"Ini adalah bagian dari visi TNI yang Prima, dekat dengan Rakyat, dan membuat Indonesia Maju," tegasnya.
Senada dengan Komandan Wing Udara 2, Penanggung Jawab Tim Defile Alutsista Skuadron Udara 700, Mayor Laut (P) Genggong, mengungkapkan antusiasme timnya dalam mempersiapkan defile.
"Para prajurit telah bekerja keras untuk memastikan dua unit UAV andalan ini tampil prima.
Kami ingin masyarakat melihat langsung bahwa TNI AL telah memiliki aset pengawasan udara yang canggih dan sangat vital untuk menjaga kedaulatan laut kita.
UAV adalah masa depan operasi maritim, dan Skuadron Udara 700 siap mengemban tugas tersebut," kata Mayor Genggong.
Defile alutsista pada HUT Ke-80 TNI ini menjadi penegas bagi TNI AL bahwa modernisasi kekuatan dengan mengedepankan teknologi PUTA merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan keamanan di masa depan.
Drone VTOL H540 milik Puspenerbal ini memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal, serta mampu melakukan penerbangan jarak jauh dengan konfigurasi sayap tetap (fixed wing), sehingga diharapkan dapat memperluas cakupan pengawasan udara di wilayah perairan Indonesia.
![]() |
Drone China UAV HC-450 VSTOL Bersanding Sama ScanEagle Bikinan Boeing AS Buat Dipamerkan TNI AL ke Rakyat Indonesia (TNI AL) |
Dengan kemampuan VTOL, drone ini tidak memerlukan landasan pacu panjang, sehingga operasi dapat dilakukan dari kapal maupun daerah terpencil.
Dikutip Timemoments.com dari situs Honeycomb Aerospace, UAV Beban Berat HC-540 VTOL merupakan drone buatan perusahaan China.
HC-540 mengadopsi sistem daya hibrida dan merupakan platform UAV sayap tetap lepas landas dan mendarat vertikal dengan kemampuan pemasangan universal.
Platform ini dapat membawa berbagai muatan untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti inspeksi rutin, survei udara 2D/3D, dan pengangkutan peralatan khusus.
Platform ini memiliki kemampuan terbang otonom penuh.
Bertolak belakang dengan HC-540 VTOL yang buatan China, drone ScanEagle yang dioperasikan TNI AL Indonesia adalah salah satu operator drone intai canggih ScanEagle buatan Insitu Boeing Amerika Serikat (AS).
Menariknya, Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ScanEagle buatan Insiitu Boeing ini tidak dibeli oleh Indonesia untuk TNI AL, melainkan AS kasih cuma-cuma.
Dikutip Timemoments.com dari rilis resmi Kemhan pada 26 Februari 2020, Kementrian Pertahanan (Kemhan) mendapat hibah 14 drone ScanEagle dari pemerintah Amerika Serikat (AS) guna memperkuat Alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Pemerintah AS sejak tahun 2014 sampai 2015 menawarkan program hibah (FMF) kepada TNI, atas dasar itu, maka pada tahun 2017 TNI AL mengambil program FMF Hibah tersebut berupa Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan upgrade helikopter Bell 412.
Drone ScanEagle memiliki nilai US$28,3 juta, dibutuhkan TNI AL utk meningkatkan kemampuan ISR maritim guna memperkuat pertahanan negara.
ScanEagle adalah bagian dari ScanEagle Unmanned Aircraft Systems, yang dikembangkan dan dibangun oleh Insitu Inc., anak perusahaan The Boeing Company.
![]() |
Drone China UAV HC-450 VSTOL Bersanding Sama ScanEagle Bikinan Boeing AS Buat Dipamerkan TNI AL ke Rakyat Indonesia (Puspenerbal) |
UAV ini didasarkan pada pesawat miniatur robot SeaScan Insitu yang dikembangkan untuk industri perikanan komersial.
Menurut laman Boeing, drone ScanEagle dapat beroperasi di atas 15.000 kaki (4.572 m) dan berkeliaran di medan perang untuk misi yang diperpanjang hingga 20 jam.
Drone dengan bobot maksimum tempat pilot diizinkan untuk lepas landas atau maximum takeoff weight (MTOW) 22 kg ini, digerakkan mesin piston model pusher berdaya 15 hp.
Kecepatan terbang jelajah ScanEagle berada di kisaran 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam.
Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 m.
ScanEagle sanggup berada di udara dengan lama terbang (endurance) lebih dari 24 jam.
ScanEagle akan digunakan untuk melaksanakan patroli maritim, integrasi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian).
Di kawasan Asia Tenggara-Pasifik, drone ScanEagle sudah digunakan oleh Angkatan Laut Singapura.
Pengguna lainnya adalah AL dan Angkatan Darat Australia.
Bahkan, ScanEagle milik Militer Australia telah teruji perang (battle proven) di Irak.
Dikutip Timemoments.com dari Indo Pacific Defense Forum edisi 12 Juli 2020, AS beralasan pemberian drone ScanEagle itu sebagai Prakarsa Keamanan Maritim Laut Cina Selatan dari Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan, diprakarsai untuk “melakukan pembangunan kapasitas mitra di kawasan Laut Cina Selatan,” demikian menurut lembar fakta pemerintah A.S.
Muatan sensor yang tersedia untuk ScanEagle, ditampilkan dalam foto, mencakup kamera video elektro-optik dan inframerah dengan resolusi tinggi yang memungkinkan operator untuk memantau target diam dan bergerak.
Dengan panjang 1,7 meter dan lebar sayap 3,1 meter, UAV itu cukup kecil untuk diluncurkan dan didaratkan dari berbagai kapal maritim dengan bantuan sistem rel peluncur katapel dan pendaratan kabel penangkap Skyhook-nya.
UAV itu juga sangat cocok untuk bantuan bencana.
AS mendanai dengan sepenuhnya program itu dengan biaya sekitar 20,35 miliar rupiah (1,4 juta dolar AS) per wahana.
Drone berharga mahal pemberian AS ini rupanya dirawat dengan baik oleh TNI AL Indonesia.
***
Posting Komentar untuk "Drone China UAV HC-450 VSTOL Bersanding Sama ScanEagle Bikinan Boeing AS Buat Dipamerkan TNI AL ke Rakyat Indonesia"