Dubes Sergey Tolchenov Minta Indonesia Kirimkan Armada Perang ke Perairan Rusia

Armada perang Indonesia dan Rusia berlayar bersama (foto : TNI AL)


TIMEMOMENTS.COM - Hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia terjalin berdasarkan rasa saling memahami.

Rusia sejak zaman Uni Soviet, menekankan bahwa hubungan diplomatik dengan negara-negara Timur jauh termasuk Indonesia penting.

Strategi merangkul Indonesia diungkapkan secara khusus pemimpin Uni Soviet kala itu, Nikita Khrushchev.

Khrushchev sengaja melakukannya karena di Eropa berdirinya NATO tak bisa ditangkal Pakta Warsawa semata.

Baca Juga : Inggris Merasa Getir Pertama Kalinya Usai Perang Dingin Rusia Kirim Misi Patroli Jarak Jauh Tu-95 ke Indonesia

Diperlukan kekuatan dari belahan dunia lain untuk secara tak langsung mendukung Pakta Warsawa menghadapi NATO.

China, Vietnam Utara dan Indonesia menjadi tiga negara yang perlu didekati Uni Soviet memperluas pertahanan hingga ke Timur jauh.

Alasan yang masuk akal, jangan heran di Eropa saat ini pun Rusia tak Sekutu dekat, hanya ada Belarusia yang mati-matian menemaninya.

Sedangkan di Timur jauh ada Korea Utara, China, Vietnam, Kamboja hingga Indonesia yang menjalin hubungan diplomatik erat dengannya.

Latihan Militer Bersama Negara Sahabat

Saat ini ada Collective Security Treaty Organization (CSTO) sebuah aliansi militer pasca Soviet bubar yang anggotanya ialah : Rusia, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Belarusia yang didirikan pada 2002.

CSTO menekankan pertahanan kolektif satu anggota diserang maka lainnya wajib membantu.

Meski demikian CSTO memiliki mitra strategis seperti China, Iran, Venezuela dan Suriah era Bashar al-Assad.

Uniknya CSTO memiliki dua mitra regional, yakni Indonesia dan Afrika Selatan.

Latihan tempur terbesar CSTO atau Rusia itu sendiri bernama Northern Interaction dan Joint Sea 2025.

Dalam latihan Joint Sea 2025 yang berlangsung pada 1-5 Agustus lalu, kedua negara mengambil area pelatihan cukup berani.

Yakni di dekat Vladivostok yang langsung berbatasan dengan laut Jepang Timur.

People's Liberation Army Navy (PLAN) China mengerahkan kapal perang, kapal selam dan pesawat intai maritim dalam latihan itu.

AL Rusia juga sama, sampai mengerahkan pesawat pembom nuklir Tu-95 Bear.

Latihan tempur skala masif ini memberi peringatan ke Sekutu bahwa Rusia hanya perlu bergandeng dengan China untuk menghadapi kekuatan penuh NATO.

Perlu dicatat, latihan seperti ini diadakan saat ketegangan dengan blok Barat membuncah, sengaja Rusia dan China melakukannya.

Burung Orel dan Garuda

Indonesia yang menganut paham Non-Blok tak pernah merasa terkekang, bebas menjalin hubungan diplomatik dengan siapa saja.

Selain itu militer Indonesia kerap melakukan latihan bersama dengan negara sahabat.

Bersama AS ada berbagai macam latihan tempur seperti Garuda Shield.

Dengan PLA China ada latihan Sharp Knife.

Bersama Rusia ada Orruda.

KRI I Gusti Ngurah Rai pada Orruda 2024 (foto : TNI AL)

Ya, Indonesia dan Rusia kini memasuki dimensi baru latihan tempur laut bersandi Orruda.

Orruda sendiri singkatan dari Orel yang merupakan burung Elang lambang negara Rusia dan Garuda Republik Indonesia.

Orruda baru dilaksanakan sekali pada 2024 lalu.

Orruda 2024 dilaksanakan di Indonesia, TNI AL mengerahkan KRI I Gusti Ngurah Rai, KRI Frans Kaisiepo dan heli anti kapal selam AS565 Panther.

Sementara Voyenno-morskoy flot Rossiyskoy Federatsii alias AL Rusia mengerahkan Steregushchiy class RFS Rezkiy, RFS Gromkiy, RFS Aldar Tsydenzhapov dan kapal tanker RFS Pechenga.

Sebetulnya Rusia juga mengerahkan satu unit kapal selam Kilo class namun ia hanya melakukan kunjungan saja tak ikut dalam Orruda 2024.

AL Rusia mengerahkan kapal perang ke Orruda 2024 dari Armada Pasifik Vladivostok.

Berarti armada inilah yang juga berperan serta dalam Joint Sea 2025 bersama PLAN.

Kini Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergey Tolchenov mengundang armada perang Indonesia berkunjung ke perairan Rusia pada 2026.

Moskow ingin melanjutkan latihan Orruda 2026 dan Tolchenov berharap Indonesia mengirim armada perangnya.

"Oleh karena itu, saya optimistis dengan masa depan dan berharap latihan semacam itu akan benar-benar terlaksana tahun depan, menandai tahap baru dalam perluasan kerja sama," tegas Tolchenov dikutip dari TASS pada 28 Oktober 2025.

Menurut Tolchenov, pada akhir tahun ini konsultasi teknis antara pelaut Rusia dan Indonesia bakal dilakukan untuk mempersiapkan Orruda 2026.

Ia menyebut Orruda 2026 akan jadi latihan angkatan laut berskala besar yang dilakukan di lepas pantai Federasi Rusia.

Armada Indonesia dan Rusia disinyalir akan melakukan berbagai macam simulasi tempur di sana nantinya.

Ini kesempatan baik bagi armada perang Indonesia untuk bermain tandang mengukur sejauh mana kemampuan kapal perangnya melaksanakan operasi militer jarak jauh.*




Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Dubes Sergey Tolchenov Minta Indonesia Kirimkan Armada Perang ke Perairan Rusia"