Kombinasi Maut Radar AESA dan PL-15 Bila Indonesia Membeli J-10 Tipe C
![]() |
| J-10 dan PL-15 adalah kombinasi sempurna bagi Indonesia |
Pemberitaan yang sudah-sudah Indonesia bakal mengakuisisi J-10 tipe BD, entah versi apa itu karena di website resmi CAC tak ada informasi mengenainya.
Perlu diingat pula bahwa pabrik CAC di Guizhou hanya memproduksi J-10 varian C.
Selain itu mereka tak akan membuat J-10 lagi baik tipe A atau B.
Baca Juga : Indonesia Baru Mau Beli Tapi China Berencana Hentikan Produksi J-10 Fokus Membuat J-20
Alasannya karena bahan mentah dan sumber daya CAC saat ini hanya fokus memproduksi J-20.
People's Liberation Army Air Force (PLAAF) bernafsu memperbanyak J-20.
Mereka ingin membentuk lebih banyak skuadron jet tempur siluman hingga tahun 2035.
Diperkirakan saat ini PLAAF mengoperasikan 250 unit J-20.
Alasannya karena bahan mentah dan sumber daya CAC saat ini hanya fokus memproduksi J-20.
People's Liberation Army Air Force (PLAAF) bernafsu memperbanyak J-20.
Mereka ingin membentuk lebih banyak skuadron jet tempur siluman hingga tahun 2035.
Diperkirakan saat ini PLAAF mengoperasikan 250 unit J-20.
Sementara produksi per tahunnya mencapai 100 unit J-20.
CAC mulai memperbanyak produksi J-20 karena keberhasilan China merekayasa mesin WS-15 yang mengambil teknologi dari AL-31 Saturn milik Su-35.
Jadi tak ada celah bagi J-10 tipe A dan B untuk diproduksi ulang karena memakan sumber daya pembuatan J-20.
J-10 Membidani Lahirnya J-20
Namun lahirnya J-20 tak lepas dari peran J-10.
J-10C dijadikan prototipe terbang menguji coba segala kecanggihan teknologi dirgantara China.
Pencapaian-pencapaian teknologi dirgantara ini sebagai landasan pembuatan jet tempur siluman.
Misalnya radar AESA NRIET Type 1475, sebelum dipakai J-20, J-10C sudah mengoperasikannya.
Lantas rudal jarak jauh udara-ke-udara PL-15 yang tersohor di pertempuran Pakistan Vs Afghanistan juga dipakai J-10 lebih dulu sebelum jadi andalan J-20.
Walau saat ini J-20 hendak dibekali rudal PL-16 dan PL-21 yang jauh lebih berbahaya lagi.
Masalahnya tak setiap J-10 bisa mengoperasikan PL-15.
Versi A dan B cuma bisa menembakkan rudal udara ke udara PL-8 dan PL-12 yang kualitasnya meragukan.
Kombinasi Maut Radar Type 1475 dan PL-15
Asalkan Indonesia mau membeli J-10C, maka kombinasi ini bisa didapatkan.
Sehingga militer Indonesia bisa memiliki kemampuan seperti AU Pakistan yang berhasil menembak jatuh Rafale India.
Namun Indonesia harus membeli pesawat AWACS serta memperkuat penginderaan radar di darat agar kinerja J-10C lebih maksimal.
CAC mulai memperbanyak produksi J-20 karena keberhasilan China merekayasa mesin WS-15 yang mengambil teknologi dari AL-31 Saturn milik Su-35.
Jadi tak ada celah bagi J-10 tipe A dan B untuk diproduksi ulang karena memakan sumber daya pembuatan J-20.
J-10 Membidani Lahirnya J-20
Namun lahirnya J-20 tak lepas dari peran J-10.
J-10C dijadikan prototipe terbang menguji coba segala kecanggihan teknologi dirgantara China.
Pencapaian-pencapaian teknologi dirgantara ini sebagai landasan pembuatan jet tempur siluman.
Misalnya radar AESA NRIET Type 1475, sebelum dipakai J-20, J-10C sudah mengoperasikannya.
Lantas rudal jarak jauh udara-ke-udara PL-15 yang tersohor di pertempuran Pakistan Vs Afghanistan juga dipakai J-10 lebih dulu sebelum jadi andalan J-20.
Walau saat ini J-20 hendak dibekali rudal PL-16 dan PL-21 yang jauh lebih berbahaya lagi.
Masalahnya tak setiap J-10 bisa mengoperasikan PL-15.
Versi A dan B cuma bisa menembakkan rudal udara ke udara PL-8 dan PL-12 yang kualitasnya meragukan.
Kombinasi Maut Radar Type 1475 dan PL-15
Asalkan Indonesia mau membeli J-10C, maka kombinasi ini bisa didapatkan.
Sehingga militer Indonesia bisa memiliki kemampuan seperti AU Pakistan yang berhasil menembak jatuh Rafale India.
Namun Indonesia harus membeli pesawat AWACS serta memperkuat penginderaan radar di darat agar kinerja J-10C lebih maksimal.
Menurut akun X @RealAirPower1 pada 16 Oktober 2025 menjelaskan meski J-10C terasa kontroversial nyatanya ia sudah membuktikan diri di dalam pertempuran.
"Chengdu J-10C memang kontroversial, tetapi suka atau tidak, Anda tidak bisa mengabaikannya.
Dengan radar AESA, kontrol fly-by-wire, dan rudal anti-pesawat jarak jauh PL-15, pesawat tempur ringan China ini melampaui bobot dan biayanya," jelasnya.
J-10C memang sekelas dengan F-16 Viper dan JAS 39 Gripen E yang menjadi barometer jet tempur generasi 4,5 berbiaya murah.
Inilah yang harusnya dicari Indonesia, kemampuan mumpuni dari J-10C namun harus berbiaya rendah di sisi operasional.*
"Chengdu J-10C memang kontroversial, tetapi suka atau tidak, Anda tidak bisa mengabaikannya.
Dengan radar AESA, kontrol fly-by-wire, dan rudal anti-pesawat jarak jauh PL-15, pesawat tempur ringan China ini melampaui bobot dan biayanya," jelasnya.
J-10C memang sekelas dengan F-16 Viper dan JAS 39 Gripen E yang menjadi barometer jet tempur generasi 4,5 berbiaya murah.
Inilah yang harusnya dicari Indonesia, kemampuan mumpuni dari J-10C namun harus berbiaya rendah di sisi operasional.*


Posting Komentar untuk "Kombinasi Maut Radar AESA dan PL-15 Bila Indonesia Membeli J-10 Tipe C"