Pesawat Tempur T50i TNI AU Mundur dari Jadwal Pengiriman Awal Tapi Indonesia dan KAI Korea Selatan Bungkam Tak Koar-koar

Pesawat Tempur T50i TNI AU Mundur dari Jadwal Pengiriman Awal Tapi Indonesia Maupun KAI Korea Selatan Bungkam Tak Koar-koar (Koharmatau 04)


TIMEMOMENTS.COM- Orang nomor 2 di TNI AU Indonesia, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (WAKASAU) Marsekal Madya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M. rupanya sudah melihat langsung pesawat tempur canggih T-50i pesanan Indonesia dari Korea Selatan.

Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M., memimpin langsung kegiatan Commander Inspection terkait pengadaan enam unit pesawat T-50i di Korean Aerospace Industries (KAI), Sacheon, Korea Selatan.

Dikutip Timemoments.com dari unggahan akun Instagram Koharmatau 04 pada 30 September 2025, kunjungan WAKASAU ini disebut bertujuan meninjau secara langsung perkembangan produksi pesawat T-50i yang akan memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara.

Tak sendiri, WAKASAU melihat pesawat tempur T-50i pesanan Indonesia di KAI Korea Selatan didampingi Komandan Komando Pemeliharaan Materiel TNI Angkatan Udara (Dankoharmatau) Marsda TNI Ir. Suryanto, serta delegasi dari Kemhan dan TNI AU.

Turut hadir mendampingi Wakasau dalam kegiatan tersebut antara lain Kapus BMN Baranahan Kemhan RI Marsma TNI Tisna Kurniawan, Dangrup 3 Tempur Koopsau Marsma TNI David Tamboto, Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Madya Pus Alpalhan Baranahan Kemhan Kolonel Lek Dwi Anggoro, serta Atase Pertahanan RI di Seoul Kolonel Pnb Muhammad Arif.

Baca Juga: Mesin F404 Jet Tempur T-50i Golden Eagle Indonesia Diteliti, ITB dan TNI AU Mau Cari Tau dan Pastikan Hal Ini

Kehadiran delegasi lengkap ini menunjukkan sinergi kuat antara TNI AU, Kemhan, dan mitra internasional dalam mewujudkan kemandirian serta kesiapan pertahanan udara bangsa.

"Kehadiran Wakasau menegaskan pentingnya pengawasan dan pengendalian mutu dalam setiap tahap pengadaan alutsista strategis, sehingga kualitas dan kesiapan pesawat benar-benar sesuai dengan kebutuhan operasi TNI AU di masa depan.

Setibanya di KAI, delegasi Indonesia disambut hangat oleh Senior Executive Vice President KAI, Mr. Jae-Byoung Cha.

Ia memberikan pemaparan rinci mengenai progres pembangunan enam unit T-50i serta kesiapan fasilitas produksi yang dimiliki KAI.

Rombongan kemudian berkesempatan meninjau langsung jalur produksi dan melihat pesawat T-50i yang tengah dikerjakan.

Dalam paparan, KAI memastikan bahwa pengiriman enam unit pesawat T-50i akan dilakukan secara bertahap. Dua unit pertama dijadwalkan tiba di Indonesia pada November 2025, sementara empat unit berikutnya menyusul sesuai jadwal yang telah disepakati.

Penambahan pesawat ini akan memperkuat unsur tempur TNI AU, khususnya dalam mendukung misi pertahanan udara nasional," terang Koharmatau 04 dalam unggahannya.

Program pengadaan T-50i ini merupakan bagian dari upaya modernisasi Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) untuk menjawab tantangan dinamika keamanan kawasan.

Kehadiran jet latih tempur ini akan meningkatkan kemampuan pelatihan penerbang tempur sekaligus menambah daya gentar TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.

Langkah strategis ini juga sejalan dengan visi Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, S.E., M.M., untuk mewujudkan TNI Angkatan Udara yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis (AMPUH).

Dengan bertambahnya armada T-50i, TNI AU semakin siap menghadapi tuntutan operasi udara di masa mendatang.

Pesawat Tempur T50i TNI AU Mundur dari Jadwal Pengiriman Awal Tapi Indonesia Maupun KAI Korea Selatan Bungkam Tak Koar-koar (Koharmatau 04)


Meski dijanjikan KAI akan mendapatkan pesawat tempur T-50i di akhir 2025, Indonesia seharusnya menerima pesawat tersebut sejak tahun lalu.

Dikutip Timemoments.com dari Yonhap edisi 20 Juli 2021, Korea Aerospace Industries (KAI) mengumumkan pada tanggal 20 Juli 2021 bahwa mereka telah menandatangani kontrak pasokan impor dan ekspor tambahan untuk pesawat latih taktis T-50i dengan Kementerian Pertahanan Indonesia.

"Berdasarkan kontrak ini, KAI akan mengekspor enam pesawat latih taktis pengantar T-50i dan paket dukungan lanjutan untuk operasi pesawat ke Indonesia.

Ukuran kontraknya adalah 274,488 miliar won, dan periode kontraknya adalah dari 16 Desember tahun ini hingga 30 Oktober 2024," terang media Korea Selatan itu.

Jika berdasarkan kontrak yang disetujui antara Kemhan dan KAI kala itu, pengiriman pesawat dilakukan secara bertahap mulai 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.

Mundurnya pengiriman pesawat tempur T-50i pesanan Indonesia dari jadwal awal rupanya menjadi sorotan media asing Flight Global edisi 1 Oktober 2025.

"Angkatan Udara Indonesia akan mulai menerima enam pesawat latih jet canggih Korea Aerospace Industries (KAI) T-50I tambahan pada bulan November.

Setelah dua jet pertama tiba, pesawat berikutnya akan dikirim secara bertahap, menurut angkatan udara.

Jangka waktu pengiriman jet tersebut diberikan setelah Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia, Marsekal Madya Tedi Rizalihadi, mengunjungi KAI untuk memeriksa produksi pesawat tersebut.

KAI awalnya mengumumkan pesanan enam pesawat tambahan pada Juli 2021, yang menyatakan bahwa periode kontrak akan berlangsung dari Desember 2021 hingga Oktober 2024," terang media berbahasa Inggris itu seperti dikutip Timemoments.com.

Herannya Flight Global, alih-alih koar-koar soal keterlambatan pengiriman pesawat tempur T-50i, baik Indonesia maupun Korea Selatan malah pilih bungkam.

"Angkatan Udara tidak memberikan alasan atas keterlambatan pengiriman yang tampak, tetapi Jakarta dan Seoul telah berselisih selama beberapa tahun mengenai pembagian biaya untuk pengembangan pesawat tempur KF-21, sebuah program di mana Indonesia adalah mitra junior.

Selain itu, hubungan kedua negara memburuk akibat dugaan pencurian data KF-21 oleh para insinyur Indonesia.

Pada bulan Juni, kedua negara mencapai kesepakatan untuk memulai kembali kerja sama mereka di KF-21.

Pada tahun 2021, KAI menyatakan bahwa nilai kesepakatan enam pesawat T-50I adalah W274 miliar ($195 juta)," lanjut Flight Global.

T-50i Golden Eagle adalah pesawat ekspor Indonesia yang berbasis pada T-50, pesawat latih supersonik canggih pertama yang diproduksi di Korea Selatan dan dikembangkan untuk Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF).

T-50i memiliki kemampuan yang serupa dengan varian serang FA-50, dengan senjata dan radar yang dipasang di armada setelah kontrak tahun 2018.

Baca Juga: Jalur Produksi T-50i Diinspeksi WAKASAU Indonesia, KAI Korea Selatan Janji Kirim 2 Unit Pesawat November 2025

Jakarta menjadi pelanggan ekspor pertama untuk pesawat bertenaga GE Aviation F404 saat menandatangani kesepakatan senilai $400 juta untuk 16 pesawat pada tahun 2011.

Pesawat T-50i yang diekspor Korsel ke Indonesia ini dapat melakukan misi latihan dan serangan ringan secara bersamaan.

Korea Aerospace Industries (KAI) telah mengekspor 16 pesawat T-50i ke Indonesia pada 25 Mei 2011, dan proyek pemasangan radar dan senapan mesin T-50i pada 8 November 2018.

Sayangnya dari 16 unit awal yang dibeli, saat ini TNI AU cuma mengoperasikan 13 T-50i lantaran tiga unit sisanya hilang akibat kecelakaan.

Tak cukup cuma mengoperasikan 13 unit pesawat tempur canggih T-50i buatan Korea Aerospcae Industries (KAI), Indonesia kembali memesan jet tempur berbasis T-50 tersebut ke Korea Selatan (Korsel) pada tahun 2021 lalu.

***

Posting Komentar untuk "Pesawat Tempur T50i TNI AU Mundur dari Jadwal Pengiriman Awal Tapi Indonesia dan KAI Korea Selatan Bungkam Tak Koar-koar"