Potensi Indonesia Borong Fregat Type 054A Jiangkai II Class Terbuka Lebar

TIMEMOMENTS.COM - Militer Indonesia pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana fregat PLAN China Type 054A Jiangkai II class menerobos ZEE Natuna Utara pada 2020 silam.

Kala itu Type 054A Jiangkai II class memback up kapal coast guard China di sana.

Militer Indonesia kaget mengetahui hal ini karena biasanya cuma kapal coast guard China dan nelayan saja yang menerobos ZEE Natuna Utara, bukan kapal kombatan besar seperti Type 054A Jiangkai II class.

Kapal perang Indonesia yang berjaga di sana saat itu kurang mumpuni menghadang Type 054A Jiangkai II class.

Baca Juga : Pengamat Pertahanan Bocorkan Bahwa Indonesia Mempercepat Pembelian Fregat Siap Tempur dari Eropa

Menghadapi Type 054A Jiangkai II class, Indonesia mengerahkan korvet Bung Tomo class dan Parchim class.

Namun bila saat ini ada kontinjensi di Natuna Utara, Indonesia bisa mengirim KRI Brawijaya yang bisa head to head melawan Type 052D sekalipun.

Adanya kejadian di atas membuat Indonesia sadar memperbanyak kapal perang sekelas fregat sangat penting.

Dan benar saja pemerintah Indonesia menegaskan perlu setidaknya puluhan fregat untuk menjaga kedaulatan negara.

36 Fregat untuk Angkatan Laut Indonesia

Angka yang sudah diumumkan ialah 36 fregat untuk angkatan laut Indonesia.

Melihat kondisi saat ini, Indonesia memiliki 11 fregat.

Mereka terdiri dari 2 Martadinata class, 5 Ahmad Yani class, 2 Brawijaya class dan 3 Bung Tomo class.

Tetapi 5 unit Ahmad Yani class akan dipensiunkan.

Rencananya 5 unit Ahmad Yani class diganti dengan FREMM dari Italia tetapi nampaknya batal.

Sebetulnya Ahmad Yani class bisa diganti dengan Fregat Merah Putih yang bisa diproduksi lebih banyak lagi di dalam negeri.

Selain Fregat Merah Putih dan Brawijaya class, Indonesia sudah deal dengan Turki untuk dua unit Istif class.

Syarat dari fregat yang diincar Indonesia punya tonase 4.000-6.000 ton.

Artinya Indonesia benar-benar ingin kapal perang mumpuni yang bisa beroperasi di lautan lepas.

Ada tiga kategori lagi selain itu yakni fregat mesti punya aspek peperangan simetris yang bisa menanggulangi segala ancaman baik dari udara, kapal selam dan peperangan elektronika.

Kemudian ia mesti mampu menghadapi peperangan asimetris dengan menghancurkan ancaman wahana tanpa awak seperti UAV, UUV dan USV.

Terakhir ialah aspek otomatisasi sehingga fregat yang dioperasikan harus sudah digitalisasi, modern dan tentunya tanpa sistem analog.

Menilik spesifikasi seperti itu hanya beberapa negara saja yang mampu memenuhinya.

Sebut saja ada Fincantieri, Naval Group, Navantia dan Mitsubishi Heavy Industries.

Selain itu ada satu nama lagi yakni galangan kapal China.

Meski masih dipandang sebelah mata, galangan kapal China merupakan industri perkapalan terbesar di dunia saat ini.

Kecepatan memproduksi kapal perang galangan China di luar nalar, berkali-kali lipat dibanding AS.

Selain itu galangan China terus menerus berinovasi sehingga Type 054A Jiangkai II class yang masih relevan untuk saat ini sudah diperbarui lagi menjadi Type 054B Jiangkai III class.

"Diumumkan pada tahun 2019, fregat Tipe 054B mewakili pengembangan kemampuan besar, di bidang pengawalan anti-kapal selam, untuk Angkatan Laut China. Kapal pertama dari model ini baru saja memasuki layanan dalam armada Tiongkok, dengan peningkatan kinerja yang signifikan, dibandingkan dengan Tipe 054A yang mendahuluinya," lapor Meta Defense pada 23 Januari 2025.

Indonesia Terbuka Memborong Type 054A Jiangkai II Class

Sudah menjadi kebiasaan pemerintah China bila mempunyai alutsista yang kualitasnya di atas sebelumnya maka akan ada penjualan.

Ketika Type 054B lahir, China siap menjual Type 054A baik kondisi baru atau bekas.

Unit pertama Type 054A paling tua, Zhoushan 529, ditugaskan di Armada Laut Timur PLAN pada 3 Januari 2008.

Type 054A ketika memasuki ZEE Natuna Utara pada 2020 (foto : Puspenerbal)

Sementara unit paling baru yakni Huaibei 516 ditugaskan pada Juli 2023.

Total China memiliki 36 unit Type 054A, semuanya aktif dan siap tempur.

Setelah kebutuhan dalam negeri tercukupi, China menjual Type 054A ke AL Pakistan.

Empat unit Type 054A dibeli Pakistan dan dinamai Tughril class.

"Kepala Staf Angkatan Laut menggarisbawahi bahwa penyelesaian Proyek Tipe 054 A/P merupakan lompatan besar menuju penguatan kapabilitas untuk merespons ancaman maritim dan berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di kawasan," lapor Naval News pada 11 Mei 2025.

Pakistan membeli Type 054A karena efektivitas biaya serta kustomisasi sistem tempur sesuai keinginan customer.

Kesempatan Indonesia memborong Type 054A Jiangkai II class terbuka lebar.

Satu unit Type 054A Jiangkai II class dibanderol Rp 5,7 triliun, cukup murah untuk ukuran real fregat dibanding Istif class yang belum terbukti di medan operasi.*










Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Potensi Indonesia Borong Fregat Type 054A Jiangkai II Class Terbuka Lebar"