Embargo Militer AS Sebabkan Indonesia Membeli KAAN dan J-10
![]() |
| F-5 Tiger II Indonesia jadi korban embargo militer AS tahun 1995-2005 (foto : TNI AU) |
Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa negeri ini setidaknya mengalami penurunan mutu incaran jet tempur.
Bayangkan saja dari awalnya mengincar F-35, F-15 atau Su-57, ujung-ujungnya tak disangka.
J-10 mau yang versi C sekalipun tak menutup celah pertahanan udara nasional.
Baca Juga : Indonesia Baru Mau Beli Tapi China Berencana Hentikan Produksi J-10 Fokus Membuat J-20
Apalagi KAAN, juntrung jet tempur yang digadang jadi generasi kelima ini tak jelas.
Menjadi jet tempur generasi kelima tak semudah teori di atas kertas.
AS dan Rusia meneliti berpuluh tahun untuk mendapatkan F-35 dan Su-57.
Mendadak Turki yang tak punya pengalaman mengembangkan jet tempur sesumbar bisa membuat generasi kelima.
Padahal Korea Selatan dengan bantuan dari Lockheed Martin memulai KF-21 Boramae dari generasi 4,5 lantas bertahap ke generasi kelima dan keenam.
Semua butuh waktu, biaya dan dukungan dari pemerintah negara.
Pengembangan KAAN
Bila KAAN ditangani oleh China bukan Turki dipastikan proyek bakal berhasil.
Masalahnya Turki kelewat percaya diri membuat jet tempur siluman.
Pengembangannya masih belum jelas bahkan Kongres AS memblokir mesin F110 GE yang sejatinya mentenagai KAAN.
"Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan bahwa Kongres Amerika Serikat menahan lisensi ekspor untuk mesin General Electric F110 yang menggerakkan prototipe pertama jet tempur KAAN," jelas aerotime.aero pada 29 September 2025.
Tak bolehnya ekspor mesin F110 menjadi hambatan terberat jet tempur tersebut bisa diproduksi massal.
Meski Ankara menegaskan pengembangan dan proses menuju fase produksi tetap jalan.
Sementara itu J-10 masih menjadi jet tempur tulang punggung PLAAF China.
Walau dalam 20 tahun kedepan peran Vigorous Dragon perlahan digantikan J-20.
Jadi dua jet tempur incaran Indonesia satunya belum tentu jadi lainnya tengah jalan menuju fase dipensiunkan.
Banyak analis pertahanan bingung berhipotesis sebetulnya apa yang diinginkan Indonesia berencana membeli J-10 dan KAAN.
Alasan paling logis ialah menghindari ancaman embargo militer.
Embargo Militer AS Jadi Biang Kerok
Keputusan Indonesia membeli berbagai senjata non-tradisional yang berarti dari luar AS dan Rusia tak begitu mengejutkan.
Embargo militer AS tahun 1995-2005 begitu menguras emosi angkatan bersenjata negeri ini.
Di lini angkatan udara sebagian besar kekuatannya menggunakan dari AS.
Menjadi jet tempur generasi kelima tak semudah teori di atas kertas.
AS dan Rusia meneliti berpuluh tahun untuk mendapatkan F-35 dan Su-57.
Mendadak Turki yang tak punya pengalaman mengembangkan jet tempur sesumbar bisa membuat generasi kelima.
Padahal Korea Selatan dengan bantuan dari Lockheed Martin memulai KF-21 Boramae dari generasi 4,5 lantas bertahap ke generasi kelima dan keenam.
Semua butuh waktu, biaya dan dukungan dari pemerintah negara.
Pengembangan KAAN
Bila KAAN ditangani oleh China bukan Turki dipastikan proyek bakal berhasil.
Masalahnya Turki kelewat percaya diri membuat jet tempur siluman.
Pengembangannya masih belum jelas bahkan Kongres AS memblokir mesin F110 GE yang sejatinya mentenagai KAAN.
"Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan bahwa Kongres Amerika Serikat menahan lisensi ekspor untuk mesin General Electric F110 yang menggerakkan prototipe pertama jet tempur KAAN," jelas aerotime.aero pada 29 September 2025.
Tak bolehnya ekspor mesin F110 menjadi hambatan terberat jet tempur tersebut bisa diproduksi massal.
Meski Ankara menegaskan pengembangan dan proses menuju fase produksi tetap jalan.
Sementara itu J-10 masih menjadi jet tempur tulang punggung PLAAF China.
Walau dalam 20 tahun kedepan peran Vigorous Dragon perlahan digantikan J-20.
Jadi dua jet tempur incaran Indonesia satunya belum tentu jadi lainnya tengah jalan menuju fase dipensiunkan.
Banyak analis pertahanan bingung berhipotesis sebetulnya apa yang diinginkan Indonesia berencana membeli J-10 dan KAAN.
Alasan paling logis ialah menghindari ancaman embargo militer.
Embargo Militer AS Jadi Biang Kerok
Keputusan Indonesia membeli berbagai senjata non-tradisional yang berarti dari luar AS dan Rusia tak begitu mengejutkan.
Embargo militer AS tahun 1995-2005 begitu menguras emosi angkatan bersenjata negeri ini.
Di lini angkatan udara sebagian besar kekuatannya menggunakan dari AS.
![]() |
| J-10 yang diincar Indonesia |
F-16, A-4 dan F-5 tak banyak yang bisa terbang, pertahanan udara nasional bolong.
Potensi serupa di masa depan masih ada maka Indonesia memilih tak terlalu bergantung pada alutsista buatan AS.
Resiko AS mengembargo, kini kesulitan menjual alutsistanya ke sini.
Jika pun bisa maka ada seabrek persyaratan yang diajukan Indonesia dan jaminan anti embargo benar-benar harus ada.
"Indonesia adalah contoh utama. Sejak Amerika Serikat memberlakukan embargo senjata antara akhir 1990-an dan 2005 atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Timor Leste, Jakarta telah berupaya memperluas pemasok senjatanya dengan mengorbankan interoperabilitas," jelas CNA dalam artikelnya berjudul 'Air force modernisation in Southeast Asia – deterrence or danger?'
Apakah Indonesia benar-benar mau meninggalkan alutsista buatan AS? hold on, diyakini bila Washington menawarkan paket sangat menarik menguntungkan maka ucapkan selamat tinggal bagi KAAN dan J-10.*


Posting Komentar untuk "Embargo Militer AS Sebabkan Indonesia Membeli KAAN dan J-10"