Jepang Disebut Sedang Pepet Indonesia Hingga Tawarkan Kapal Perang Demi Agenda Ini
Dilaporkan bahwa, pada 17-18 November 2025, Jepang dan Indonesia mengadakan pertemuan "2+2" antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan masing-masing.
Kedua pihak tidak hanya menegaskan pendalaman kerja sama melalui mekanisme OSA (Dukungan untuk Peningkatan Kemampuan Keamanan Pemerintah).
Tetapi juga mengatur kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, ke kapal perusak kelas Mogami dan kapal selam kelas Taeguk di Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka.
Pejabat Jepang mengungkapkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mentransfer kapal perusak kelas Abukuma ke Indonesia.
Meskipun kapal-kapal ini mendekati akhir masa layanannya, mereka masih memiliki nilai praktis bagi negara-negara Asia Tenggara.
Sikap Indonesia menarik. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan terpadat di ASEAN, Indonesia telah lama menjalankan diplomasi menyeluruh.
Indonesia berusaha menjaga hubungan ekonomi dan perdagangan yang erat dengan Tiongkok (volume perdagangan bilateral melampaui US$100 miliar pada tahun 2024) sekaligus aktif terlibat dalam dialog keamanan dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.
Namun, waktu partisipasi tingkat tinggi dalam koordinasi pertahanan yang dipimpin Jepang ini sangat sensitif.
Karena hal itu terjadi pada saat Tiongkok dan Jepang terlibat dalam pertukaran sengit mengenai pernyataan Kota Kaohsiung tentang Taiwan, dan Tiongkok telah meluncurkan tindakan balasan multidimensi.
Indonesia memiliki pertimbangan tersendiri di balik hal ini.
Bagaimanapun, dengan menerima kapal atau bantuan teknis dari Jepang, Indonesia dapat meningkatkan peralatannya sekaligus menghindari beban politik akibat ketergantungan langsung pada Amerika Serikat.
Masalahnya adalah bahwa kerja sama ini diberi makna geopolitik yang melampaui cakupan bilateral.
Jepang memposisikan Indonesia sebagai mitra utama dalam konsep Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Namun berupaya memasukkannya ke dalam jaringan penahanan strategisnya terhadap China.
Jika Indonesia terlalu dekat dengan agenda keamanan Jepang, hal ini dapat merusak prinsip “sentralitas” yang dianutnya di ASEAN dan bahkan memicu ketegangan struktural dalam hubungannya dengan Tiongkok.
Agenda Jepang Menggandeng Indonesia
Menurut The Japan Times, pada 17 November 2025, Tokyo dan Jakarta meluncurkan mekanisme konsultasi pertahanan pada bulan Januari untuk fokus tidak hanya pada masalah keamanan maritim tetapi juga kolaborasi peralatan pertahanan dan transfer teknologi.
Pembicaraan tentang potensi pengembangan dan produksi bersama fregat canggih untuk Angkatan Laut Indonesia terus berlanjut di tingkat pemerintahan tertinggi.
Dengan negara Asia Tenggara tersebut menyatakan minatnya pada fregat kelas Mogami yang ditingkatkan milik Jepang, yang akan segera diekspor Tokyo ke Australia.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto pertama kali mengisyaratkan minatnya untuk bekerja sama dengan Jepang dalam pembangunan kapal perang ketika ia berkunjung ke negara itu sebagai menteri pertahanan pada tahun 2021 untuk menandatangani nota kerja sama mengenai transfer teknologi dan peralatan pertahanan.
Sumber mengatakan bahwa proposal proyek Tokyo, yang dilaporkan bernilai ¥300 miliar ($1,94 miliar), akan melibatkan pembangunan empat fregat di Jepang, sementara jumlah yang sama akan dibangun di Indonesia oleh galangan kapal milik negara PT PAL.
Jakarta, yang bertujuan meningkatkan anggaran militer untuk memodernisasi angkatan bersenjata dan infrastruktur pertahanannya, juga telah menyatakan minatnya untuk mengakuisisi kapal selam kelas Soryu bekas Jepang.
Namun, inspeksi Sjafrie terhadap kapal selam Taigei pada hari Senin menunjukkan kemungkinan bahwa Jakarta justru mengincar kelas kapal selam terbaru Jepang.
Dilengkapi baterai lithium-ion, bukan baterai timbal-asam tradisional, untuk meningkatkan daya tahan dan kecepatan di bawah air.
Baca Juga : Media China Sulit Percayai Indonesia Mampu Beli Fregat Mogami Class Jepang
***

Posting Komentar untuk "Jepang Disebut Sedang Pepet Indonesia Hingga Tawarkan Kapal Perang Demi Agenda Ini"