Media China Sulit Percayai Indonesia Mampu Beli Fregat Mogami Class Jepang

Fregat Mogami class (foto : mod.go.jp)


TIMEMOMENTS.COM - Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Sjafrie Sjamsoeddin baru saja mengunjungi pangkalan Japan Maritime Self-Defense Force (JMSDF).

Kunjungan untuk melihat secara langsung salah satunya kapal fregat Mogami class, JS Kumano.

Juga mengunjungi kapal selam Taigei class dan destroyer Asagiri class.

Kunjungan ini menandai adanya potensi kerja sama pertahanan baru dalam rangka Pertemuan 2+2 antara pemerintah Indonesia dan Jepang.

Baca Juga : Jepang Getol 2 Kali Ajak Pejabat Indonesia Inspeksi JS Kumano Biar Kapal Fregat Mogami Dibeli Buat TNI

Negeri Matahari Terbit sendiri hendak mengubah Konstitusi Pertahanan dengan memperbolehkan ekspor senjata mematikan.

Tiga Prinsip Ekspor Senjata

Setelah kekalahan dalam Perang Pasifik 1945 melawan AS, sistem pemerintahan Jepang berganti.

Tentara Kekaisaran yakni Kaigun dan Rikugun dibubarkan lalu Kaisar dilolosi wewenang politiknya untuk mengerahkan pasukan seperti di masa lalu.

Dibubarkannya angkatan bersenjata kerajaan membuat Jepang mengalami zonder militer, negara tanpa tentara.

Saat itu masalah keamanan negara Jepang dijamin oleh militer AS.

Seiring berjalannya waktu AS membantu Jepang membentuk Japan Self Defense Force (JSDF) pada 1 Juli 1954.

Tugas JSDF cuma menjaga tanah airnya tak boleh melakukan operasi militer ofensif seperti pendahulunya.

Seperti de javu bagi Tokyo ketika mereka membentuk Pembela Tanah Air (PETA) di Indonesia yang tugasnya sama dengan JSDF.

Namun AS menerapkan Tiga Prinsip Ekspor Senjata kepada pemerintahan baru Jepang pada 1967.

Tiga poin itu adalah Jepang tak boleh mengekspor senjata mematikan ke :

1. Negara-negara blok Sosialis

2. Negara yang kena embargo militer dari Dewan Keamanan PBB

3. Negara yang mungkin atau terlibat dalam konflik internasional

Poin nomor tiga inilah yang mulai dilonggarkan oleh Jepang dimana ekspor senjata mematikan bisa dilakukan dengan kesepakatan tertentu.

Dari sini Jepang ingin mengekspor senjata mematikan pertamanya ke Indonesia.

Mogami Class

Sejak tahun 2021 sudah santer dikabarkan Indonesia ingin membeli fregat Mogami class dari Mitsubishi Heavy Industries (MHI) sebanyak delapan unit.

Jumlah yang sedemikian banyak dianggap wajar karena angkatan laut Indonesia membutuhkan fregat sesegera mungkin.

Maka jangan pernah heran bila militer Indonesia agresif membeli kapal perang ke sana kemari.

Uniknya Indonesia menggunakan cara yang dilihat absurd oleh negara lain yakni membeli kapal perang aktif.

Jadi, Indonesia tak mau menunggu lama pembuatan kapal perang, unit harus ready sekarang juga lalu bayar.

Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin di atas JS Kumano (foto : Kemhan RI)

Contohnya saat membeli Brawijaya class, kapal itu hendak dipakai AL Italia tapi langsung dibeli Indonesia.

Cara seperti inilah yang nantinya kerap dipakai Indonesia meski tak dipungkiri tetap ada kapal perang yang dibeli lalu baru dibuat.

Bisa saja salah satu atau dua fregat Mogami class JMSDF dibeli dengan cara di atas.

Meski demikian media China sohu.com pada 8 April 2021 lalu dalam artikelnya berjudul 'The Indonesian Navy became extremely extravagant, wanting to purchase eight Japanese destroyers at once' tak percaya Indonesia membeli delapan unit fregat Mogami.

"Hal ini menimbulkan kehebohan. Perlu dicatat bahwa kapal perusak kelas Mogami adalah kapal perusak terbaru dan terkuat yang dikembangkan dan dibangun untuk Pasukan Bela Diri Maritim Jepang.

Sulit dipercaya bahwa kapal-kapal tersebut sekarang diekspor ke Indonesia," jelasnya.

Keunikan cara Indonesia membeli kapal perang memang menyita perhatian berbagai pengamat.

Kali ini pembelian fregat Mogami class kembali menguat setelah kunjungan Menhan RI ke Yokosuka.*




Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Media China Sulit Percayai Indonesia Mampu Beli Fregat Mogami Class Jepang"