Indonesia Incar Tayfun, Rudal Hipersonik yang Mustahil Ditembak Jatuh Sistem Pertahanan Udara
TIMEMOMENTS.COM - Tuntutan perang modern saat ini melahirkan satu senjata berbahaya bernama rudal hipersonik.
Negara-negara besar seperti China, AS dan Rusia mengembangkan sistem senjata ini.
Mereka meningkatkan riset dan penelitian supaya rudal hipersonik semakin mematikan, presisi dan sulit ditangkis sistem pertahanan udara lawan.
Syarat pertama ialah rudal harus mampu melaju minimal 5 Mach baru bisa dibilang hipersonik.
Baca Juga : Indonesia Berencana Akuisisi Rudal Balistik Tayfun dari Roketsan Berjangkauan 500 Km
Dalam buku Plan Bobcat dijelaskan usaha menembak jatuh rudal hipersonik hampir mustahil.
Seperti menembak jatuh peluru dengan peluru, si penembak mesti sangat terlatih dan bila pun ada sistem pertahanan untuk menjatuhkan rudal balistik harganya sangat mahal.
Rudal Hipersonik Indonesia
Indonesia saat ini tengah meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh dengan rudal balistik seperti KHAN.
Tak cukup sampai di situ, rencananya kedepan akuisisi rudal balistik jarak menengah Tayfun dari Roketsan Turki.
Tayfun ada Block I dan 4 dimana jarak tembaknya bervariasi dari 500-800 km hingga 1.000 km lebih.
Meski demikian saat ini Roketsan tengah mengembangkan Tayfun menjadi rudal hipersonik.
"Analis pertahanan Turki mencatat bahwa TAYFUN bersifat hipersonik, tahan terhadap gangguan, dan sulit dicegat musuh, yang menggarisbawahi fokus berkelanjutan Ankara pada teknologi pertahanan dalam negeri," jelas defence-industry.eu dalam artikelnya berjudul 'Türkiye to debut TAYFUN hypersonic ballistic missile at IDEF 2025 defence exhibition' pada 21 Juli 2025.
Adanya rudal hipersonik nantinya membuat militer Indonesia mempunyai kemampuan menyerang target dari jarak jauh.
Dengan demikian doktrin defensif aktif menjadi nyata dilakukan.*
Negara-negara besar seperti China, AS dan Rusia mengembangkan sistem senjata ini.
Mereka meningkatkan riset dan penelitian supaya rudal hipersonik semakin mematikan, presisi dan sulit ditangkis sistem pertahanan udara lawan.
Syarat pertama ialah rudal harus mampu melaju minimal 5 Mach baru bisa dibilang hipersonik.
Baca Juga : Indonesia Berencana Akuisisi Rudal Balistik Tayfun dari Roketsan Berjangkauan 500 Km
Jika kecepatan di bawah itu hanya bisa disebut Supersonik.
Di masa depan sistem senjata ini bakal menjadi ujung tombak serangan konvensional meski bisa dilengkapi hulu ledak nuklir.
Mustahil Ditembak Jatuh
Congress.gov dalam sebuah laporan berjudul 'Hypersonic Weapons: Background and Issues for Congress' pada 27 Agustus 2025 memaparkan secara gamblang kepentingan militer AS harus mengoperasikan rudal hipersonik.
Program sudah dimulai sejak tahun 2000, karena angkatan bersenjata menilai sistem ini mengubah jalannya arah perang secara drastis.
Selain itu pengerahan rudal hipersonik lebih ringkas daripada harus mengerahkan rudal balistik.
Sistem tersebut bisa dioperasikan untuk menyerang musuh dari jarak jauh.
"Opsi serangan jarak jauh yang responsif terhadap ancaman yang jauh, dipertahankan, dan atau kritis waktu (seperti rudal bergerak) ketika pasukan lain tidak siap tersedia," jelas mantan Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan dan Panglima Komando Strategis AS, Jenderal John Hyten.
Meski awalnya dinilai tak terlalu memberi dampak strategis, pengembangan rudal hipersonik China dan Rusia membuat Pentagon mulai memacu programnya.
Masalahnya China dan Rusia membekali hulu ledak nuklir pada rudal hipersoniknya, sementara program AS hanya peledak konvensional namun secara akurasi lebih baik dari kompetitor.
Selain itu trajektori rudal hipersonik tak seperti rudal balistik yang mencapai orbit bumi lalu menukik tajam ke arah target.
Rudal hipersonik meluncur di garis Horizon, terdeteksi namun belum tentu bisa ditembak jatuh.
Di masa depan sistem senjata ini bakal menjadi ujung tombak serangan konvensional meski bisa dilengkapi hulu ledak nuklir.
Mustahil Ditembak Jatuh
Congress.gov dalam sebuah laporan berjudul 'Hypersonic Weapons: Background and Issues for Congress' pada 27 Agustus 2025 memaparkan secara gamblang kepentingan militer AS harus mengoperasikan rudal hipersonik.
Program sudah dimulai sejak tahun 2000, karena angkatan bersenjata menilai sistem ini mengubah jalannya arah perang secara drastis.
Selain itu pengerahan rudal hipersonik lebih ringkas daripada harus mengerahkan rudal balistik.
Sistem tersebut bisa dioperasikan untuk menyerang musuh dari jarak jauh.
"Opsi serangan jarak jauh yang responsif terhadap ancaman yang jauh, dipertahankan, dan atau kritis waktu (seperti rudal bergerak) ketika pasukan lain tidak siap tersedia," jelas mantan Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan dan Panglima Komando Strategis AS, Jenderal John Hyten.
Meski awalnya dinilai tak terlalu memberi dampak strategis, pengembangan rudal hipersonik China dan Rusia membuat Pentagon mulai memacu programnya.
Masalahnya China dan Rusia membekali hulu ledak nuklir pada rudal hipersoniknya, sementara program AS hanya peledak konvensional namun secara akurasi lebih baik dari kompetitor.
Selain itu trajektori rudal hipersonik tak seperti rudal balistik yang mencapai orbit bumi lalu menukik tajam ke arah target.
Rudal hipersonik meluncur di garis Horizon, terdeteksi namun belum tentu bisa ditembak jatuh.
![]() |
| Trajektori rudal hipersonik ditandai dengan garis merah (foto : The Economist) |
Dalam buku Plan Bobcat dijelaskan usaha menembak jatuh rudal hipersonik hampir mustahil.
Seperti menembak jatuh peluru dengan peluru, si penembak mesti sangat terlatih dan bila pun ada sistem pertahanan untuk menjatuhkan rudal balistik harganya sangat mahal.
Rudal Hipersonik Indonesia
Indonesia saat ini tengah meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh dengan rudal balistik seperti KHAN.
Tak cukup sampai di situ, rencananya kedepan akuisisi rudal balistik jarak menengah Tayfun dari Roketsan Turki.
Tayfun ada Block I dan 4 dimana jarak tembaknya bervariasi dari 500-800 km hingga 1.000 km lebih.
Meski demikian saat ini Roketsan tengah mengembangkan Tayfun menjadi rudal hipersonik.
"Analis pertahanan Turki mencatat bahwa TAYFUN bersifat hipersonik, tahan terhadap gangguan, dan sulit dicegat musuh, yang menggarisbawahi fokus berkelanjutan Ankara pada teknologi pertahanan dalam negeri," jelas defence-industry.eu dalam artikelnya berjudul 'Türkiye to debut TAYFUN hypersonic ballistic missile at IDEF 2025 defence exhibition' pada 21 Juli 2025.
Adanya rudal hipersonik nantinya membuat militer Indonesia mempunyai kemampuan menyerang target dari jarak jauh.
Dengan demikian doktrin defensif aktif menjadi nyata dilakukan.*


Posting Komentar untuk "Indonesia Incar Tayfun, Rudal Hipersonik yang Mustahil Ditembak Jatuh Sistem Pertahanan Udara"