Kisah Pelaut Indonesia Ikuti Pendidikan Spesialisasi Kapal Selam Armada Rusia

Kapal selam Indonesia KRI Cakra (foto : @submarines.id)


TIMEMOMENTS.COM - Kemampuan calon awak kapal selam Indonesia pertama kali dilakukan di Uni Soviet atau Rusia kini.

ALRI mengirim sejumlah pelaut ke sana untuk mengikuti spesialisasi pendidikan kapal selam sekiranya pada 1958.

Tujuannya jelas, mempersiapkan diri mengoperasikan Whiskey class apabila konflik bersenjata pecah melawan Belanda dalam Trikora.

Alutsista bawah laut tersebut dinilai paling cocok untuk melawan keunggulan kapal perang permukaan Koninklijke Marine yang diperkuat carrier Hr.Ms. Karel Doorman.

Baca JugaPendidikan Keras Calon Awak Kapal Selam Indonesia, Dinterogasi Musuh Lalu Loloskan Diri dari Kamp Tawanan

Indonesia membeli Whiskey komplit dengan SAET-50, homing torpedo tercanggih pada masanya.

On point, Belanda gentar dengan armada kapal selam Indonesia dan Tupolev Tu-16 Badger.

Perang Dingin dan Ambisi Uni Soviet

Selesainya Perang Dunia II melahirkan Perang Dingin, Blok Timur dengan Uni Soviet lalu Barat bercokol AS beserta Sekutu.

Kalkulasi Moskow bila bentrokan senjata terjadi maka Soviet kalah karena kurangnya personel serta pengaruh di dunia.

Maka dari itu mereka merangkul negara 'Dunia Ketiga' salah satunya Indonesia.

Kebetulan Indonesia berusaha menjegal Belanda dari Irian Barat, Moskow datang menawarkan bantuan militer.



"Pada awal Mei 1962, sebuah pertemuan delegasi pemerintah kedua negara berlangsung, yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Soviet, Marsekal Rodion Malinovsky.

Rupanya, saat itulah Indonesia, yang baru saja lepas dari belenggu penjajahan Belanda, dijanjikan bantuan militer," jelas armystandard.ru dalam artikelnya berjudul 'Under the Indonesian flag' pada 21 Juli 2020.

Sebetulnya sebelum tahun itu pada 1958-1960 Panglima Armada Pasifik Soviet di Vladivostok menerima pesan dari Kremlin bahwa mereka harus melatih beberapa wakal kapal selam Indonesia hingga Desember 1961.

Informasi cepat berganti, nyatanya bukan beberapa awak kapal melainkan 400 personel pelaut Indonesia mesti dilatih di sana.

"Pada bulan April, 400 pelaut Indonesia tiba di Vladivostok untuk pelatihan. Anggota senior kelompok kapal selam Indonesia adalah Bapak Cipto, salah satu komandan kapal selam.

Menurut rekan-rekannya dari awak kapal lainnya, Cipto memiliki galangan kapal di Pangkalan Angkatan Laut Indonesia di Surabaya. Di antara sesama pelaut, Cipto adalah sosok yang sangat berpengaruh, sangat dihormati oleh para perwira Indonesia," jelas alerozin.narod.ru dalam artikelnya berjudul 'Soviet participation in the formation of the Indonesian Navy' pada 2017.

Berangkat ke Polandia

Selain dilatih di Vladivostok, pelaut Indonesia juga berlatih di Polandia.

Saat itu Warsawa masih menjadi sekutu terdekat Soviet.

Grup pelaut Indonesia dipimpin oleh Mayor Laut Raden Pandji Poernomo (RP Poernomo).

Di sana RP Poernomo dan kawan-kawan berlatih satu tahun mengoperasikan kapal selam.

Ia dipilih sebagai komandan regu karena pernah mengenyam pendidikan perwira torpedo di armada kapal selam Koninklijke Marine.

Mayor Laut RP Poernomo (foto : @submarines.id)

"Setelah satu tahun berada di Polandia, calon awak kapal selam pertama kembali ke Indonesia dengan kapal RI Morotai.

Sebulan kemudian dua kapal selam kelas Whiskey dari Uni Soviet tiba di dermaga Ujung Surabaya," jelas instagram @submarines.id pada Senin 1 Desember 2025.

Sekembalinya ke Indonesia ia ditugasi memimpin Operasi Angkatan Tugas Gabungan 45 di Teluk Jakarta dalam rangka hari Angkatan Perang ke-14 pada 26 September 1959.

Rupanya RP Poernomo lah yang menciptakan semboyan Wira Ananta Rudira, Tabah Sampai Akhir motto dari armada kapal selam Indonesia.*
Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Kisah Pelaut Indonesia Ikuti Pendidikan Spesialisasi Kapal Selam Armada Rusia"