Jet Tempur J-10 China Diramal Bakal Jadi Mimpi Buruk Bagi Ahli Logistik Jika Jadi Dibeli Indonesia

Jet Tempur J-10 China Diramal Bakal Jadi Mimpi Buruk Bagi Ahli Logistik Jika Jadi Dibeli Indonesia (PLA)


TIMEMOMENTS.COM- Tengah menanti pengiriman jet tempur Rafale dari Dassault Aviationn Prancis, Indonesia malah menjadi sorotan lantaran dikabarkan tertarik dengan jet tempur J-10 China.

Saat kabar keteratrikan Indonesia terhadap J-10 China, TNI AU saat ini mengoperasikan pesawat tempur multiperan Lockheed-Martin F-16, Sukhoi Su-27/30 Rusia, pesawat tempur ringan KAI T-50 Korea Selatan dan pesawat serang/pelatih ringan BAE Hawk yang sudah tua, yang ingin digantikannya.

Kabar rencana pembelian jet tempur J-10 makin menyeruak kala Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyebutkan pesawat tempur Chengdu J-10 buatan China akan segera dibeli NKRI.

"Sebentar lagi terbang di Jakarta," ujar Sjafrie seperti dikutip Timemoments.com dari Antara edisi 15 Oktober 2025.

Namun demikian, Sjafrie tidak mengungkapkan lebih lanjut detail waktu pembelian maupun penerbangan jet tempur tersebut.

Baca Juga: Taktik Tak Terduga Indonesia Ada Niat Terselubung Dibalik Pembelian J-10



Chengdu J-10 China Menjadi Sorotan Saat Kalahkan Rafale Buatan Prancis di India

Dilansir Timemoments.com dari Anadolu Agency edisi 16 Oktober 2025, J-10CE, pesawat tempur multiperan generasi keempat yang dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group Tiongkok, baru-baru ini menarik perhatian setelah dilaporkan menembak jatuh beberapa jet Rafale buatan Prancis milik Angkatan Udara India selama bentrokan India-Pakistan pada bulan Mei.

Angkatan Udara Pakistan dilaporkan mengerahkan J-10C selama operasi pembalasan menyusul serangan India pada 7 Mei.



J-10 Jet Tempur Andalan China

Dikutip Timemoments.com dari Xinhua edisi 10 Mei 2025, sejak jet tempur J-10 mulai beroperasi dengan Angkatan Udara Tiongkok pada tahun 2006, jet tempur ini dengan cepat menjadi andalan Angkatan Udara Tiongkok dan telah mewakili Angkatan Udara Tiongkok serta industri penerbangan Tiongkok dalam berbagai acara dan latihan publik di dalam dan luar negeri.

Pada tahun 2008, jet tempur J-10 pertama kali tampil di depan publik di Zhuhai Airshow; selanjutnya, pada tanggal 1 Oktober 2009, jet tempur ini terbang dalam formasi lima pesawat di atas Lapangan Tiananmen untuk diulas pada parade Hari Nasional yang merayakan ulang tahun ke-60 berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.

Sementara itu, jet tempur J-10 dengan cepat mencapai kemampuan tempur setelah ditugaskan.

Dalam latihan militer gabungan Tiongkok-Rusia "Misi Perdamaian 2010" tahun 2010, jet tempur J-10 melakukan penampilan perdananya di luar negeri, mendampingi pesawat pengebom H-6H dan meraih beberapa prestasi pertama, termasuk lepas landas domestik pertama, serangan luar negeri pertama, dan serangan jarak jauh non-stop pertama.

Pada tahun 2014, jet tempur J-10 kembali berpartisipasi dalam latihan gabungan dengan Angkatan Udara Pakistan.

Selanjutnya, jet tempur seri J-10, sebagai andalan Angkatan Udara Tiongkok, berpartisipasi dalam latihan gabungan di negara-negara seperti Thailand dan Mesir.



J-10 China Diramal Bakal Jadi Mimpi Buruk Ahli Logistik Indonesia

Tapi rencana penambahan jet tempur J-10 rupanya justru bisa bikin makin ruwet urusan udara Indonesia.

Dikutip Timemoments.com dari Breaking Defense edisi 27 Oktober 2025, penambahan jet tempur China dikatakan akan semakin mempersulit urusan udara, tetapi para ahli regional mengatakan kepada Breaking Defense bahwa pengumuman tersebut mungkin bukan tentang pertimbangan operasional praktis, melainkan lebih tentang strategi geopolitik — dan negosiasi yang tertunda.

Euan Graham, analis senior untuk Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional di Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI) menyatakan Indonesia akan kesulitan untuk mempertahankan campuran peralatan yang beragam tersebut agar tetap beroperasi dan menambahkan J-10 tidak akan membuat segalanya lebih mudah.

Graham mengatakan bahwa kemungkinan menambahkan J-10 ke dalam inventaris Angkatan Udara Indonesia sepertinya bukan pilihan yang populer.

“Mempertahankan pasokan dari berbagai pemasok asing yang ada saat ini saja sudah sulit, dan menambahkan negara lain ke dalam lini terdepan berarti mimpi buruk bagi seorang ahli logistik,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa ada pula kerugian politis akibat pembelian peralatan dari China di samping keuntungan yang dirasakan.

"Artinya, Anda membeli hubungan pemasok jangka panjang dengan Beijing dan segala konsekuensinya, termasuk asumsi yang tertanam bahwa Indonesia tidak akan pernah melawan Tiongkok," ujarnya.

"Saya rasa itu tidak akan diterima semua orang di TNI.

Baca Juga: China Ngaku Rela Bagi Pengembangan Senjata ke Negara Cinta Damai Usai Rencana Belanja Pesawat J-10 Indonesia Jadi Ramai

Namun, TNI bukanlah pengambil keputusan akhir,"  ujar Graham seperti dikutip dari Breaking Defense.



Pembelian J-10 China oleh Indonesia Belum Diputuskan Secara Final

Meski telah membuat gempar, namun Menhan Sjafrie Sjamsoeddin kembali menjadi sorotan kala mengungkap jika keputusan akhir pembelian pesawat J-10 China oleh Indonesia belum dibuat.

Menurut laporan dari Nikkei Asia, Bloomberg, dan media lainnya, ketika ditanya tentang pembelian jet tempur J-10 pada konferensi keamanan regional di Kuala Lumpur pada 31 Oktober 2025, Menteri Pertahanan Indonesia Shafri menyatakan bahwa belum ada keputusan akhir yang dibuat.

Sjafrie mengatakan, "Ini belum selesai; kami sedang mengamati situasinya".

Ia menekankan bahwa Indonesia terbuka untuk membeli produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, dan menambahkan, "Kami masih mempertimbangkannya.


***

Posting Komentar untuk "Jet Tempur J-10 China Diramal Bakal Jadi Mimpi Buruk Bagi Ahli Logistik Jika Jadi Dibeli Indonesia"