Taktik Jitu Indonesia Beli Alutsista Berkualitas dengan Harga Masuk Akal

Taktik jitu Indonesia beli alutsista berkualitas namun tetap dengan harga masuk akal (foto : Airbus)


TIMEMOMENTS.COM - Anggaran pertahanan Indonesia untuk membeli alutsista terbilang kecil.

Tahun 2025 anggaran pertahanan mencapai Rp 245,2 triliun.

Meski terlihat besar nyatanya angka ini masih sangat kurang.

Contoh gampang saja biaya membeli 42 unit Rafale senilai Rp 132 triliun.

Baca Juga : Prelimenary Defense Pact, Pakta Militer yang Permudah Indonesia Membeli Alutsista Buatan Prancis

Itu sudah 50 persen sendiri bila mengambil pembiayaan dari anggaran pertahanan.

Padahal angka Rp 245 T itu dibagi ke tiga matra dan dialokasikan ke berbagai keperluan seperti gaji tunjangan prajurit, pemeliharaan sarana pra-sarana lalu pembelian alutsista.

Bisa dibayangkan sedikit sekali anggaran untuk membeli alutsista.

Maka diperlukan taktik lain demi memenuhi modernisasi angkatan bersenjata Indonesia.

Anggaran Pertahanan Negara Asia

Anggaran pertahanan Indonesia termasuk kecil dibanding negara-negara Asia lainnya.

Negara tetangga Singapura punya kocek sedalam Rp 390,5 triliun, karena personelnya sedikit uang sedemikian banyak bisa dibelikan deretan senjata mematikan.

Singapura membangun enam unit Multi Role Combat Vessel (MRCV), membeli F-35 hingga pesawat patroli maritim P-8A Poseidon.

Kemudian ada Australia dengan angka Rp 667,5 triliun, anggaran sebesar ini memampukan negeri Kangguru membangun kapal selam nuklir Virginia class.

Selain itu tetap mempertahankan operasional dua unit LHD Canberra class.

Menurut aspi.org.au besarnya anggaran karena kepentingan nasional terancam dengan segala sesuatu yang tak pasti.

"Australia menghadapi lingkungan strategis yang berbahaya dengan berbagai ancaman yang saling tumpang tindih dan, dalam beberapa kasus, saling bertemu. Kita dihadapkan secara bersamaan oleh kebangkitan kekuatan otoriter yang agresif, berbagai konflik di seluruh dunia," jelasnya pada 29 Mei 2025.

Kemudian ada India, negeri Prindavan ini punya anggaran pertahanan cukup besar mencapai Rp 1,35 kuadriliun.

Wajar saja demikian, ambisi Bharat ialah ekspansi pengaruh hingga ke Asia Tenggara sekalian Indo Pasifik.

Mereka menginginkan pembangunan lebih dari dua kapal induk mengakibatkan besarnya anggaran pertahanan.


Jepang juga meningatkan anggaran pertahannya mencapai Rp 930 triliun.

Ancaman dari China membuatnya terus menerus merasa khawatir bila suatu saat invasi datang ke mereka.

Korea Selatan pun demikian, memiliki sekitar Rp 734 triliun dikantongnya untuk dibelanjakan.

Juara anggaran pertahanan benua Asia ialah China, Beijing menyiapkan uang senilai Rp 4,1 kuadriliun untuk membiaya segala kebutuhan militernya.

Maklum karena PLAN berambisi mengoperaiskan 11 unit kapal induk.

Hemat Anggaran

Di saat negara lain Asia belanja senjata gila-gilaan, Indonesia memikirkan cara penghematan.

Salah satu taktik jitu mendapat alutsista berkualitas tapi harga masuk akal ialah imbal dagang.

Seperti kasus Su-35, sebagian dibayar menggunakan komoditas ekspor.

Imbal dagang Indonesia-Rusia di pembelian Su-35 (foto : roe.ru)

"Untuk mengurangi tekanan finansial, Indonesia dapat menjajaki strategi negosiasi yang serupa dengan hubungan sebelumnya dengan Rusia mengadopsi metode pembayaran perdagangan terbalik yang menggabungkan uang tunai dengan komoditas seperti minyak sawit dan karet," jelas sohu.com dalam artikelnya berjudul 'The Indonesian Air Force will soon assemble a diverse fleet of fighter jets from four different countries, with the aim of emulating the Indian Air Force' pada 30 Desember 2023 lalu.

Taktik seperti ini sebisa mungkin dilakukan Indonesia guna mengurangi beban anggaran pertahanan.*
Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "Taktik Jitu Indonesia Beli Alutsista Berkualitas dengan Harga Masuk Akal"