AS Tak Gentar Meski China Bantu Indonesia Produksi Senjata Nuklir

China bantu Indonesia produksi senjata nuklir (foto : news.cn)


TIMEMOMENTS.COM - Masih banyak publik Indonesia yang tak tahu bahwa negeri ini hampir saja melakukan uji coba bom nuklir.

Hal itu terjadi pada tahun 1964-1965.

Saat itu Direktur Peralatan Angkatan Darat (Palad) Brigjen Hartono menyampaikan kepada pers bahwa Indonesia berpotensi memiliki bom atom sendiri.

Tentu saja pengumuman ini membuat tetangga kanan kiri meriang.


Adalah Malaysia, Wakil Perdana Menterinya, Tun Abdul Razak mengungkapkan uji coba bom atom Indonesia ancaman nyata bagi negaranya.

Pun Australia, tak bisa menganggap remeh kemampuan Indonesia memproduksi bom atom.

"Kemungkinan Indonesia memiliki senjata nuklir tidak boleh dipandang remeh," tulis Robert M. Cornejo dalam tesisnya, 'When Sukarno Sought the Bomb: Indonesian Nuclear Aspirations in the Mid-1960s'

Sungguh saat Konfrontasi Dwikora, pernyataan Indonesia ini mendapat atensi luar biasa dari dunia.

Negeri yang dicap negara dunia ketiga tapi mampu memproduksi senjata nuklir adalah lompatan di bidang teknologi pertahanan.

Miss Qiu dari China

Sebetulnya upaya Indonesia memiliki senjata nuklir tak lepas dari Republik Rakyat China (RRC).

Militer China pada jam 3 siang tanggal 16 Oktober 1964 di gurun Lop Nur, Xinjiang, melakukan uji coba bom nuklir.

Rupanya sudah bertahun-tahun sebelum hal ini terjadi, China melaksanakan Project 596 pimpinan fisikawan Deng Jiaxian guna membuat bom nuklir yang dinamai Miss Qiu.

Dalam uji coba ini Miss Qiu ditempatkan pada sebuah menara buatan setinggi 102 meter.

Ketika tombol ON dipencet, ia meledak hebat menimbulkan awan jamur setinggi 909 meter.

Kekuatan Miss Qiu 22 kiloton TNT, lebih besar dari bom serupa yakni Fatman dan Little Boy yang menluluhlantakan Hiroshima-Nagasaki.

Ketika Presiden Soekarno berkunjung ke Beijing pada 5 November 1964, Perdana Menteri RRC Chou En-lai menjelaskan keberhasilan Miss Qiu.

Miss Qiu ketika diledakkan (foto : The China Project)

Soekarno terpesona, sekembalinya ke Tanah Air ia memerintahkan Lembaga Tenaga Atom (LTA) meniru hal serupa yang dilakukan Project 596.

China juga menyatakan siap membantu pembuatan senjata nuklir pertama bagi Indonesia.

Lantas kenapa Soekarno berharap Indonesia punya senjata pemusnah massal?

Alasan pertama karena terinspirasi keberhasilan Miss Qiu China.

Kedua, ancaman dari neo-kolonialisme Barat.

"Sukarno sendiri meyakini RRC dan Indonesia memiliki haluan yang sama dalam perjuangan negara berkembang," jelas buku Nuklir Sukarno: Kajian Awal atas Politik Tenaga Atom Indonesia 1958-1967 karya Teuku Reza Fadeli.

AS Tak Gentar

Program ini terus berlanjut hingga pada 7 Agustus 1965 Wakil Kongres Rakyat RRC Li Hsueh-feng dan Wakil PM CHina Chen Yi berkunjung ke Jakarta.

Mereka bertemu dengan Wakil PM Soebandrio lalu mengatakan seperti ini.

"Kami bisa membantu Anda dalam hal ini (pembuatan bom nuklir).

Sepengetahuan kami, Indonesia sudah punya fondasi-fondasinya. Membangun sebuah bom nuklir bukanlah misi yang mustahil, kita bisa membangunnya sendiri. Kedua pihak bisa mendiskusikan isu-isu ini secara rahasia," jelas Chen Yi kepada Soebandrio dikutip dari artikel 'China and the Thirtieth of September Movement'

Ketika mendengar niatan Indonesia, dinas intelijen CIA lekas memberitahu Washington.

Pemerintah AS kemudian menelaah kemampuan reaktor riset nuklir TRIGA-Mark II yang disumbangkannya ke Indonesia pada 1961.

Hingga tiba pada satu kesimpulan tak mungkin Indonesia memproduksi bom nuklir, TRIGA hanya rekator riset bukan untuk persenjataan.


"Indonesia belum punya kemampuan dan fasilitas yang memadai untuk membuat sebuah senjata nuklir, hanyalah sesumbar belaka," dikutip dari Chicago Tribune pada 3 Februari 1965 dalam artikelnya berjudul 'U.S. Rejects Atomic Claim by Indonesia'

CIA juga meyakini bantuan dari China tak bakal banyak mengubah keadaan.

Alasannya sederhana, China sendiri masih membutuhkan semua peralatan pembuatan bom untuk dirinya.

Mereka enggan memberi atau meminjamkan peralatan itu ke Indonesia.

"Lagi pula China terkendala suplai material-material lain dan sepertinya tidak mungkin memberikan suplai mereka ke pihak lain," jelas laporan cia.gov tertanggal 29 September 1965 berjudul 'Indonesia’s Effort to Acquire an Atomic Bomb'

Permasalahan senjata nuklir Indonesia sirna saat G30S PKI meledak lalu tak terdengar lagi rimbanya.*

Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "AS Tak Gentar Meski China Bantu Indonesia Produksi Senjata Nuklir"