AS Peringatkan Belanda Bahwa Indonesia Siap Perang Bila Kapal Induk Karel Doorman Dilayarkan ke Irian Barat

Hr.Ms. Karel Doorman (foto : defensie.nl)


TIMEMOMENTS.COM - Dalam buku pelajaran sejarah Indonesia kelas 5 Sekolah Dasar hingga SMP babakan Pembebasan Irian Barat, kerap disebut adanya Hr.Ms Karel Doorman.

Doorman merupakan kapal induk, Flagship milik Koninklijke Marine perlambang kekuatan angkatan laut Belanda pada tahun 1950 an.

Informasi di buku sejarah hanya sebatas itu, cuma ditambahi bahwa Indonesia mendatangkan KRI Irian untuk menandingi kapal induk Belanda.

Padahal ada rentetan peristiwa yang cukup menegangkan sebelum kapal induk itu hendak dilayarkan ke Western New Guinea (WNG)

Baca Juga : Brigade Kapal Selam ke-50, Satuan Tempur Uni Soviet di Operasi Jayawijaya Bantu ALRI Gempur Belanda di Irian Barat

Intinya dimanapun kapal ini berada sebagai perlambang kekuatan tempur utama negeri itu.

Tak pelak angkatan bersenjata Indonesia mengamati gerak gerik Doorman saat menyusun operasi Jayawijaya.

Kapal itu menjadi salah satu target pokok yang harus dieliminasi sama statusnya dengan garnisun terkuat Belanda di Biak yang harus dikalahkan dengan berbagai cara apabila operasi nantinya dilaksanakan.

Pertebal Kekuatan

Jika dilihat dari perspektif Belanda, pengiriman kapal induk tersebut ke Irian Barat sungguh mendesak.

Kegiatan-kegiatan militer Indonesia di sekitar Ambon, Maluku terutama Lanud Morotai meresahkan mereka.

Belanda menebak kegiatan ini berujung pada persiapan menyerang posisinya di Irian Barat.

Kedatangan Doorman bakal mempertebal pertahanan, meningkatkan moril pasukan dan mempertegas niat Amsterdam mempertahankan pulau tersebut di mata internasional.

Wajar saja karena di deknya terdapat 12 unit jet tempur Hawker Hunter yang siap memberikan payung udara bagi pasukan darat maupun kapal perang.

Namun perlu diingat bahwa keberadaan Doorman di sana terancam dengan keberadaan Tupolev Tu-16 Badger AURI dan kapal selam Whiskey class ALRI.

Tupolev Tu-16 Badger AURI (foto : TNI AU)

Kedua alutsista tersebut diberi misi khusus menenggelamkan Karel Doorman meski nyawa taruhannya.

"Saat itu, para pilot Tu-16 memiliki target favorit tertentu, yaitu kapal induk Belanda Karel Doorman," jelas majalah Angkasa No.12 edisi September 1999 Tahun IX.

Meski ada hal demikian Koninklijke Marine tetap melayarkannya ke WNG, show must go on.

Keresahan Washington

Apa yang dilakukan Belanda membuat pemimpin NATO, Amerika Serikat (AS) kala itu justru yang paling repot.

Kedutaan Besar AS di Belanda intens berkomunikasi tiga arahdengan Departemen Luar Negeri serta Kedubesnya di Jakarta mengenai hal ini.

Dalam Telegram yang dikirim ke Washington tertanggal 14 Mei 1960, 15.55, pada 11 Mei sebelumnya Kedubes AS di Jakarta menyampaikan lebih dulu perihal ini ke Pemerintah Indonesia.

"Kami menyarankan pemerintah Indonesia bahwa kami siap membahas implikasi pelayaran Doorman dengan pihak Belanda dan meminta pernyataan publik ulang mengenai kebijakan Indonesia untuk tidak menggunakan kekerasan dalam penyelesaian sengketa WNG," ujar laporan itu dikutip dari history.state.gov dalam publikasinya berjudul 'Foreign Relations of the United States, 1958–1960, Indonesia, Volume XVII' pada Januari 2025.



Setelah itu AS bertemu Dubes Belanda di Jakarta dan menyampaikan hasil pembicaraannya dengan pihak Indonesia.

Washington tak mau pengiriman kapal induk tersebut malah memperuncing konflik.

Mereka menekankan permasalahan Irian Barat harus selesai tanpa perlu menimbulkan perang.

"Duta Besar Belanda akan bertemu untuk membahas penguatan militer WNG dan pelayaran Doorman. Kami akan memberi tahu Belanda tentang percakapan dengan pihak Indonesia yang diuraikan di atas, menekankan kekhawatiran AS untuk menghindari kemungkinan insiden," bebernya.

AS lega pemerintah Indonesia berulang kali menegaskan ingin menyelesaikan dengan cara damai saat kunjungan Presiden Soekarno ke Kuba.

Cara tersebut segera diwujudkan apabila Belanda membatalkan rencana pelayaran kapal induknya.

Siap Perang

Namun situasi berubah, pada 18 Mei 1960 pukul 18.12, laporan menyebut bila Belanda nekat mengirim kapal induknya maka Indonesia siap perang.

Hal itu disampaikan oleh U.S. Assistant Secretary of State for Far Eastern Affairs, J.Graham Parsons kala dirinya berbicara langsung dengan Menlu Indonesia Soebandrio pada 16 Mei 1960 ketika berada di dalam pesawat menuju New York.

"Dalam diskusi ia (Soebandrio) menunjukkan kebingungan dan kekhawatiran atas motivasi Belanda dalam mengirimkan kapal pada saat hal itu pasti akan menimbulkan dampak yang tajam di Indonesia.

Jika Belanda memang berniat memprovokasi insiden dan memaksa konfrontasi, Indonesia tentu saja siap," ungkap Parsons.

Hasil pembicaraan ini disampaikan Parsons ke Departemen Luar Negeri AS lalu diteruskan ke Dubes Belanda untuk AS, Jan Herman van Roijen.

Waktu akhirnya membuktikan ketika pengerahan Tu-16 AURI ke Morotai dan Whiskey class ALRI siaga tempur di Bitung, Maluku pada Juni-Agustus 1962, buru-buru Belanda mengungsikan Karel Doorman keluar dari perairan Indonesia.*













Seto Ajinugroho
Seto Ajinugroho adalah seorang Wartawan yang berkecimpung di dunia Jurnalisme terutama menggeluti tentang informasi perkembangan teknologi pertahanan nasional dan internasional

Posting Komentar untuk "AS Peringatkan Belanda Bahwa Indonesia Siap Perang Bila Kapal Induk Karel Doorman Dilayarkan ke Irian Barat"