Jet Tempur J-10 Bisa Menjadi Solusi Bagi Indonesia Untuk Kejar Target Kebutuhan Jet Tempur Meski Berisiko
TIMEMOMENTS.COM - Indonesia memang mengincar jet tempur J-10 dari China, meski hingga kini belum memberikan pernyataan lanjutan.
Namun, dipastikan bahwa pembelian tersebut belum diselesaikan oleh Indonesia.
Hal ini terungkap dari pernyataan Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin beberapa waktu lalu.
Menurut Defence Blog, berbicara di sela-sela konferensi keamanan regional di Kuala Lumpur, Menhan Sjafrie menyebut Indonesia belum menyelesaikan pembelian tersebut.
“Belum Selesai, kami masih lihat-lihat,” katanya.
“Sebagai negara yang bebas aktif, kita bisa pergi kemana saja dan melihat mana yang efisien, tanpa persyaratan apapun,” jelasnya.
Penyataan ini menyusul kabar bahwa, Indonesia hampir menyelesaikan pembelian jet tempur J-10 dari China.
Jet tempur J-10 merupakan pesawat tempur multiperan yang banyak digunakan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat.
Para pejabat pertahanan Indonesia telah menggambarkan pesawat tersebut sebagai tambahan potensial bagi rencana modernisasi negara.
Meskipun detail mengenai harga, jadwal pengiriman, atau kuantitasnya belum diungkapkan.
Pembelian J-10 menuai Pro dan Kontra
Jika Indonesia menyelesaikan pembelian jet tempur J-10 hal ini akan menambah pasokan jet tempur Indonesia dari berbagai negara.
Menurut keterangan, Indonesia juga tengah berencana mengakuisisi jet tempur KF-21 Boramae Korea Selatan dan KAAN dari Turki.
Indonesia sebelumnya juga telah menyatakan minatnya untuk mengoperasikan Boeing F-15EX Eagle II dari AS.
Angkatan Udara Indonesia saat ini mengoperasikan pesawat tempur multiperan Lockheed-Martin F-16, Sukhoi Su-27/30 Rusia, pesawat tempur ringan KAI T-50 Korea Selatan dan pesawat serang/pelatih ringan BAE Hawk yang sudah tua, yang ingin digantikannya.
Sementara itu, ituhampir menerima pengiriman pertama dari 42 pesawat tempur omnirole Dassault Rafale dari Prancis.
Penambahan jet tempur China tampaknya akan semakin mempersulit urusan udara, tetapi para ahli regional mengatakan bahwa pengumuman tersebut mungkin bukan tentang pertimbangan operasional praktis, melainkan lebih tentang strategi geopolitik dan negosiasi yang tertunda.
Indonesia telah gagal memenuhi target Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force) yang ditetapkan pada tahun 2010.
Antara lain bertujuan untuk mencapai 10 skuadron pesawat tempur dan angkatan laut sebanyak 274 kapal pada tahun 2024 untuk mempertahankan secara memadai kepulauan yang berjumlah 14.000 pulau yang membentuk negara tersebut.
Pembelian jet tempur J-10 sendiri mungkin bisa menjadi salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan yang belum sesuai target bagi Indonesia.
Namun, Indonesia akan kesulitan untuk mempertahankan campuran peralatan yang beragam tersebut agar tetap beroperasi dan menambahkan J-10 tidak akan membuat segalanya lebih mudah.
Collin Koh, seorang peneliti senior di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam Singapura mencatat bahwa Indonesia secara kronis kekurangan dana pertahanan selama beberapa dekade.
***

Posting Komentar untuk " Jet Tempur J-10 Bisa Menjadi Solusi Bagi Indonesia Untuk Kejar Target Kebutuhan Jet Tempur Meski Berisiko"