Langkah Cepat Penerimaan Rafale Oleh Indonesia Dianggap Sebagai Kesengajaan Untuk Melindungi Wilayah Penting Ini
TIMEMOMENTS.COM - Pada tanggal 28 November 2025, Indonesia melakukan serah terima jet tempur Rafale dari Prancis.
Acara serah terima tersebut dilakukan di pabrik Dassault Aviation di Mérignac, Prancis.
Situasi ini disebut Indonesia tengah memulai transisi ke kesiapan operasional sebelum pesawat tersebut mulai beroperasi pada awal tahun 2026.
Menurut 163.com, pada 2 Desember 2025, menyebut Perwakilan dari Dassault Aviation, Safran Group, dan Thales menghadiri acara tersebut, menandai serah terima resmi pesawat tersebut.
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia, mewakili pimpinan Angkatan Udara, mengawasi demonstrasi teknis, inspeksi badan pesawat, serta peninjauan kelaikan udara dan kesiapan operasional.
Upacara tersebut juga mencakup pengarahan tentang rencana perawatan, logistik, dan pemeliharaan yang akan mendukung jet tempur Rafale yang ditempatkan di Indonesia.
Salah satu pesawat Rafale Indonesia dengan nomor T-0301 menjalani uji taksi pada 16 September 2025.
Kemudian telah menyelesaikan penerbangan perdananya di Mérignac pada 19 September 2025, memulai kemajuan operasional sebelum upacara penerimaan.
Jet, dengan lambang Indonesia lengkap, pola kamuflase abu-abu dua warna, dan lencana Skuadron Udara ke-12, menegaskan peran unit tersebut sebagai operator pertama di Wing Udara ke-6.
Kesiapan personel juga telah berkembang melalui program pelatihan awal, termasuk penempatan empat pilot dan dua belas teknisi ke Prancis selama beberapa bulan pada tahun 2025.
Pelatihan menggabungkan instruksi kelas tentang sistem pesawat, avionik, dan senjata dengan kursus simulator tentang gladi resik misi dan prosedur kontingensi.
Pelatihan penerbangan berlangsung di Pangkalan Udara Saint-Deziers, dengan fokus pada pengenalan personel dengan karakteristik penanganan dan operasional Rafale.
Personel pemeliharaan menerima instruksi di hanggar, bekerja bersama teknisi Angkatan Udara dan Angkatan Antariksa Prancis.
Pengiriman awal pesawat dua kursi ini direncanakan untuk mempercepat pelatihan konversi dan mulai mengintegrasikan awak Rafale ke dalam rencana operasional segera setelah kedatangan pesawat di Indonesia.
Langkah Mendesak Bagi Angkatan Udara Indonesia
Menurut laporan News QQ, kehadiran Rafale ini mencerminkan keinginan mendesak pemerintah Indonesia untuk mengganti armadanya yang menua dan terfragmentasi dengan kekuatan terpadu berteknologi tinggi.
Modernisasi dilakukan guna mencegah dan melawan ancaman di negara kepulauan yang luas ini.
Kesepakatan yang akan datang ini merupakan kelanjutan dari kontrak Februari 2022 untuk 42 jet tempur Rafale.
Proses kontrak dilaksanakan dalam tiga tahap, dengan pembelian 6, 18, dan 18 pesawat dijadwalkan masing-masing pada tahun 2022, 2023, dan 2024.
Setelah pengiriman selesai, Indonesia akan memiliki 66 jet tempur Rafale F4, menjadikannya operator jet tempur generasi 4,5 Prancis terbesar di luar negara-negara Eropa, dan salah satu angkatan udara terkuat di kawasan Indo-Pasifik.
Bagi Dassault Aviation, ini merupakan kemenangan ganda, di mana keberhasilan industri sekaligus pijakan strategis di salah satu kawasan paling kompetitif di dunia.
Para analis pertahanan meyakini bahwa peningkatan pembelian jet tempur Rafale merupakan respons yang disengaja terhadap eskalasi operasi zona abu-abu, penyusupan wilayah udara, dan ekspansi militer di Laut Cina Selatan dan Selat Malaka.
Inventaris operasional Indonesia saat ini, yang terdiri dari F-16, Su-27, dan Su-30 yang menua, terhambat oleh masalah perawatan, kekurangan suku cadang, dan sanksi geopolitik.
Baca Juga : Modernisasi Militer Indonesia Buat Sejumlah Negara Merasa Terprovokasi
***

Posting Komentar untuk " Langkah Cepat Penerimaan Rafale Oleh Indonesia Dianggap Sebagai Kesengajaan Untuk Melindungi Wilayah Penting Ini"