Indonesia Terus Maju dengan Kekuatan Angkatan Laut yang Semakin Modern Mendekati Armada Perairan Laut Biru
TIMEMOMENTS.COM - Indonesia terus maju untuk mencapai kemandirian industri pertahanan dengan pembangunan dan modernisasi alutsistanya yang menua.
Tak cuma membeli, Indonesia juga membangun sejumlah alutsista dalam negeri seperti Fregat Merah Putih.
Laporan TurDef, pada 2 Desember 2025, menyebut bahwa proses pembangunan Fregat Merah Putih Indonesia dalam pesangan radar CENK 350-N dari ASELSAN Turki.
Sebuah foto yang dibagikan oleh Lembaga Keris yang berbasis di Indonesia menunjukkan bahwa fregat kelas Merah Putih masa depan Indonesia telah dilengkapi dengan bagian tiang yang akan mengakomodasi rangkaian radar AESA tetap CENK 350-N baru dari ASELSAN.
Keberadaan CENK 350-N terungkap bersamaan dengan informasi detail peralatan pada fregat kelas Merah Putih.
Kemudian, selama peluncuran radar di IDEF2025, dinyatakan bahwa kontrak ekspor pertama CENK 350-N telah ditandatangani.
CENK 350-N adalah radar AESA pita X multifungsi susunan tetap yang terdiri dari empat susunan, masing-masing mencakup elevasi 70 derajat dan secara kolektif mencakup azimut 360 derajat. Radar ini dapat beroperasi pada jarak hingga 250 km.
Radar ASELSAN lain yang termasuk dalam kontrak utama adalah radar pencari X-band CENK 200-N (MAR-D) dengan jangkauan 100 km, yang juga berfungsi sebagai radar pendukung helikopter.
Radar AESA S-band tipe putar CENK 400-N juga kemungkinan akan disertakan dengan jangkauan yang lebih jauh dibandingkan CENK 350-N.
Indonesia Menuju Armada Perairan Biru
Menurut Kyoran, pada 19 September 2025, menyebut kehadiran kapal fregat dengan daya tembak jauh dan sensor canggih, diharapkan akan menjadi ujung tombak armada perairan biru.
Hal ini membuat Indonesia mampu melakukan operasi berkelanjutan di Indo-Pasifik.
Sebelumnya, Indonesia juga kedatangan kapal PPA dari Italia KRI Brawijaya 320 dari Fincantieri.
Kedatangannya dari Italia menandai babak baru yang berani.
Sebagai kapal fregat kelas Thaon di Revel (PPA) pertama dari dua kapal yang dibangun oleh Fincantieri, dengan kapal kembarannya KRI Prabu Siliwangi yang diperkirakan akan tiba pada Januari 2026.
KRI Brawijaya adalah kapal tempur permukaan baru pertama TNI-AL dengan skala sebesar ini dalam lebih dari empat dekade.
Bersama dengan dua kapal fregat Merah Putih yang sedang dibangun di galangan kapal negara PT PAL di Surabaya untuk pengiriman pada tahun 2026-2027, kapal-kapal berbobot 6.000 ton ini akan menjadi kapal perang paling mumpuni milik Angkatan Laut.
KRI Brawijaya menandai lompatan signifikan dalam tonase dan kemampuan dibandingkan dengan akuisisi sebelumnya.
Selama beberapa dekade, kapal tempur permukaan terbesar Angkatan Laut adalah fregat kelas Ahmad Yani seberat 2.835 ton, yang dibeli bekas dari Belanda pada tahun 1980-an.
Belakangan ini, fregat kelas Martadinata seberat 2.365 ton, yang dibangun antara tahun 2014 dan 2020, dipuji sebagai fregat canggih tetapi tetap merupakan fregat ringan yang berasal dari desain korvet.
Dalam peperangan laut, seperti kata pepatah lama, ukuran memang penting.
Program PPA dan Merah Putih mewujudkan pergeseran TNI AL dari kekuatan pertahanan pantai yang bergantung pada korvet dan fregat tua menuju ambisi angkatan laut perairan biru yang menargetkan tahun 2034.
Kekuatan angkatan laut ini juga selaras dengan Rencana Strategis Kementerian Pertahanan 2020-2024, yang memprioritaskan pertahanan siber dan keamanan maritim di Laut Natuna.
Dilengkapi dengan sistem peperangan anti-pesawat (AAW) jarak menengah hingga jauh, sebuah peningkatan besar dari AAW jarak pendek Angkatan Laut saat ini, bersama dengan sensor canggih dan kemampuan peperangan elektronik, kapal-kapal ini dirancang untuk perairan yang diperebutkan seperti Laut Cina Selatan.
Namun, kemampuan saja tidak mendefinisikan strategi.
Meskipun Rencana Strategis berikutnya (2025–2029) belum diterbitkan, TNI AL telah menyatakan tujuan jangka menengahnya: membangun pencegahan regional yang kredibel.
Tujuan ini kemungkinan akan dicapai melalui penambahan sekitar 20 kapal perang baru ke armada Angkatan Laut yang ada saat ini yang berjumlah sekitar 165 kapal.
Hal ini akan menyelesaikan fase III program Minimum Essential Force yang telah lama tertunda, yaitu peta jalan modernisasi pertahanan yang ditetapkan untuk tahun 2009-2024.
***

Posting Komentar untuk " Indonesia Terus Maju dengan Kekuatan Angkatan Laut yang Semakin Modern Mendekati Armada Perairan Laut Biru"